Oleh: Doni Bastian
11 August 2014 | 03:50
Ada sekuntum kembang cinta yang layu
tumbuh dihalaman hati yang lama kering
kelopaknya yang dulu pernah merekah
kini kuncup tak lagi mampu mengembang
tumbuh dihalaman hati yang lama kering
kelopaknya yang dulu pernah merekah
kini kuncup tak lagi mampu mengembang
Disudut palung hati tersimpan selaksa rindu
menunggu waktu hingga daunnya menguning
terpagut lara didalam keping jiwa yang resah
pagi yang lembut terhapus datangnya siang
menunggu waktu hingga daunnya menguning
terpagut lara didalam keping jiwa yang resah
pagi yang lembut terhapus datangnya siang
Kala kembang cinta mulai mekar merona merah
menebar aroma harum mewangi disetiap waktu
tiada sedetikpun bayang wajahmu menghilang
menemaniku menyusuri setiap langkah meraih asa
menebar aroma harum mewangi disetiap waktu
tiada sedetikpun bayang wajahmu menghilang
menemaniku menyusuri setiap langkah meraih asa
Kukuh menahan diri dibalik sejuta rasa gundah
masih tersisa sketsa wajah bulat telur dibenakku
terselip diantara lamunan saat malam menjelang
senandung lagu sedih menyatu dalam satu irama
masih tersisa sketsa wajah bulat telur dibenakku
terselip diantara lamunan saat malam menjelang
senandung lagu sedih menyatu dalam satu irama
Aku bertanya kepada dinding yang diam membisu
masih adakah cinta yang senantiasa terjaga utuh
tapi yang kudengar hanyalah nyanyian keheningan
sebagai jawaban atas semua peristiwa yang ada
masih adakah cinta yang senantiasa terjaga utuh
tapi yang kudengar hanyalah nyanyian keheningan
sebagai jawaban atas semua peristiwa yang ada
Ingatkah kau akan janji yang bergulir dari bibirmu
bagai sang rembulan yang selalu setia berlabuh
ditengah malam menunggu datang bintang selatan
bercengkerama bersama menuai kasih nan mesra
Dulu pernah ku katakan bahwa kau adalah separuh jiwaku
yang pernah hilang bersama pusaran waktu yang berlalu
meski aku tlah berjanji tak ingin membohongi diriku sendiri
tapi apa yang musti kulakukan bila kau tak mau menyadari
Pohon pengharapan itu kini gugur daunnya satu persatu
pucuk ranting tak kuasa lagi menahan tunas yang layu
burung gelatikpun tak mau datang menemaniku bernyanyi
tembang kesunyian alam semesta kusenandungkan sendiri
Kini separuh jiwaku telah pergi bersama angin yang meniup
seakan lupa bahwa dulu pernah terjalin kisah yang indah
antara kau dan aku kini tlah terhalang pintu yang tertutup
tinggalkan selaksa kenangan manis disudut hati yang patah
Selamat jalan duhai cinta semasa remaja
lambaian tanganmu perlahan menghilang
pergilah bila memang itu sudah menjadi keinginanmu
bila masih ada waktu suatu saat nanti kita kan bertemu
ditengah malam menunggu datang bintang selatan
bercengkerama bersama menuai kasih nan mesra
Dulu pernah ku katakan bahwa kau adalah separuh jiwaku
yang pernah hilang bersama pusaran waktu yang berlalu
meski aku tlah berjanji tak ingin membohongi diriku sendiri
tapi apa yang musti kulakukan bila kau tak mau menyadari
Pohon pengharapan itu kini gugur daunnya satu persatu
pucuk ranting tak kuasa lagi menahan tunas yang layu
burung gelatikpun tak mau datang menemaniku bernyanyi
tembang kesunyian alam semesta kusenandungkan sendiri
Kini separuh jiwaku telah pergi bersama angin yang meniup
seakan lupa bahwa dulu pernah terjalin kisah yang indah
antara kau dan aku kini tlah terhalang pintu yang tertutup
tinggalkan selaksa kenangan manis disudut hati yang patah
Selamat jalan duhai cinta semasa remaja
lambaian tanganmu perlahan menghilang
pergilah bila memang itu sudah menjadi keinginanmu
bila masih ada waktu suatu saat nanti kita kan bertemu