Logo

Logo
Latest News
Monday, August 11, 2014

Ke Gunung Ijen Akan Kagum Dengan Kekuatan Tenaga Pencari Belerang

 kawah ijen yg berwarna biru tosca sangat indah

Kalau kita pergi mendaki ke Gunung Ijen, untuk melihat kawahnya yang berwarna hijau toska akan selalu berpasasan dengan penambang belerang. Mereka bekerja memikul belerangnya puluhan kilogram di pundaknya dengan cara mendaki dan menuruni gunungnya.



 penambang belerang dengan beban berat

 Gunung Ijen bisa di akses dari Kota Bondowoso dan Banyuwangi Jawa Timur. Jalan yang mulus bisa dilalui semua kendaraan  lebih bagus sebaiknya dari Banyuwangi  ke arah pos akhir Pal Tuding dengan jarak tempuh sekitar 60 kilometer.



 belerang di parkir dulu sebelum ditimbang
 
Jumlah penambang belerang di Gunung Ijen sekitar 260 orang dan belerang yang dijualnya dihargai Rp 780 per kilogram. Rata-rata penambang belerang mendapat uang sekitar Rp 50.000 sehari kalau dalam sehari bisa memanggul belerangnya seberat 60 kilogram.



 jalan setapak gunung ijen terasa terjal


Perjuangan mengangkut belerang dimulai  setiap pagi sekitar pukul 05.00 WIb sudah banyak penambang  mulai mendaki gunung  yang tingginya  2.386 meter di atas permukaan laut. Butuh waktu satu jam buat mendaki buat mereka untuk mencapai puncak kawah dari pos akhir Paltuding. Jadi total waktu sehari bisa lima jam untu bekerja naik turun gunung dan menimbang belerangnya.

Sementara bagi wisatawan biasa yang tidak pernah mendaki gunung butuh waktu dua jam untuk sekali mendaki saja mencapai kawah Gunung Ijen tanpa membawa beban apapun. Bagi turis rasa capek akan terobati setelah melihat warna hijau toska yang indah .
Kawahnya yang berbentuk lonjong dengan kepulan asap di beberapa tempat dan warna kuning dari belerang di pinggiran kawahnya  membuat perpaduan yang indah pandangan mata. Hawa yang sejuk dan lereng gunung yang berupa hutan asli rimbun kehijauan diselimuti kabut menambah eksotis suasana di pagi hari.


 naik terjal sambil membawa belerang berat
 
Saya sendiri butuh waktu dua jam untuk sekali mendaki karena setiap 10 menit mengambil nafas untuk istirahat supaya mencapai puncaknya. Karen jalanan menanjak hampir  45 derajat dan jalan setapaknya berpasir sangat licin.

Mengambil belerang di lereng kawah Ijen tidak hanya perlu tenaga mendaki, tapi juga menuruni lereng kawah yang licin, menggali belerang, dan turun kembali sambil membawa beban 60 kilogram adalah hal yang paling berat. Dengan angkat beban di pundak 60 kilogram sambil menuruni lereng gunung karena para penambang itu harus mengerem kakinya di jalan yang menurun licin agar tidak jatuhg. Jalan di jalan setapak berpasir dengan kemiringan 45 derajat memang perlu keahlian khusus.
Melihat perjuangan penambang belerang untuk mencari uang Rp 50.000 per hari dengan cara naik-turun gunung dengan beban 60 kilogram di pundaknya membuat prihatin.
Bandingkan dengan pengemis di Jakarta yang pekerjaannya cuma minta-minta bisa dapat penghasilan Rp 100.000 per hari.

Tapi pekerjaan penambang belerang itu lebih mulia mengandalkan fisik dan manfaat belerangnya bisa digunakan orang banyak untuk obat-obatan  dan bahan kimia lainnya.
Salah seorang penambang  Pak Di bercerita, pernah ada seorang wartawan majalah  National Geographic yang penasaran dengan kesehatan penambang  sengaja membawa  Pak Di ke Rumah Sakit Umum Banyuwangi untuk difoto rontgen paru-parunya ternyata sangat bagus hasilnya.
Bau asap belerang yang menyengat langsung saya rasakan memang mengganggu bau hidung setelah mencapai kawah puncak Gunung Ijen. Tapi bau itu ternyata tidak membawa pengaruh kesehatan bagi mereka. Buktinya Pak Di dan kawan-kawannya sudah menjalani pekerjaannya selama 25 tahun tetap sehat dan kuat.

Pak Di paling suka kalau sedang ada wisatawan yang perlu tenaga porter untuk mengangkut barang dari wisatawan yang perlu membawa peralatan berat contohnya crew televisi atau model foto. Sehari dari angkat barang itu bisa mendapat tips antara Rp 200.000 sampai Rp 300.000  untuk jasa angkat barang. “Tapi itu jarang-jarang bisa sebulan sekali  saja ada pekerjaan porter sudah untung,” ujar pak Di.

Alasan memilih pekerjaan mengangkut beban berat belerang dibanding pekerjaan lain seperti bertani bagi pak Di adalah masalah dana. Kalau untuk bertani kentang atau wortel  katanya perlu modal dulu di depan Rp 2 juta. Kemudian resiko setelah setelah panen harga sering anjlok pas-pasan dengan modal membuat mereka malas untuk ahli profesi.


 lereng gunung ijen
 Sedangkan bekerja memikul belerang tanpa modal dan setiap hari pasti dapat Rp 50.000 asal sehat bekerja dan kuat naik turun gunung sambil memikul beban 60 kilogram. Dalam bahasa Jawa mereka memilih lumintu mendapat Rp 50.000 dengan bekerja mengangkut belerang.
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Ke Gunung Ijen Akan Kagum Dengan Kekuatan Tenaga Pencari Belerang Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi