Logo

Logo
Latest News
Saturday, January 13, 2018

La Nyalla Menyalak, Seisi Republik Menyala

La Nyalla Mattalitti


Oleh Marlin Bato 
Penulis adalah pejuang hidup tanpa titik akhir
Sabtu, 13/01/2018


Kabar mengejutkan datang dari kader Partai Gerindra yang membuat publik tanah air terhenyak. Tak diusung jadi calon gubernur Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti membongkar adanya permintaan uang, untuk mendapatkan rekomendasi sebagai Calon Gubernur Jawa Timur dalam Pilkada 2018.

Pengakuan La Nyalla Mattalitti baru-baru ini sontak seperti granat manggis yang siap meledak ditangan. Langit seperti hendak runtuh akibat terbongkarnya konspirasi politik tingkat tinggi yang menyeret sejumlah nama-nama beken terkait mekanisme pencalonan dirinya di pilkada Jawa Timur. Pengakuan La Nyalla, jelas membuat sejumlah elit partai Gerindra meradang. Ia menuding petinggi partai tak loyal terhadap dirinya yang selama ini telah mengabdikan dirinya untuk partai.

Dalam sebuah konferensi pers, ia mengaku dirinya diminta menyetor mahar 40 M jika ingin maju sebagai calon gubernur Jawa Timur. Mantan Ketua Umum PSSI ini juga mengaku sudah menyetor uang Rp. 5,9 M dan sebuah mobil Rubicon. Pengakuan ini jelas menjadi pukulan paling telak bagi partai Gerindra menjelang pilkada serentak. 

La Nyalla, membuat wajah partai Gerindra hari ini kian tercoreng untuk kesekian kalinya. Publik tanah air akhirnya mulai mempunyai stigma sendiri bahwa hampir semua partai mempunyai praktik dan mekanisme yang sama dalam menentukan calonnya. Mahar Politik menjadi syarat mutlak untuk mendapatkan tunggangan jika ingin menjadi pemimpin daerah. Terbongkarnya kasus ini menambah deret panjang skeptisme masyarakat Indonesia terhadap partai politik.

Sejarah mencatatat, sejak Yunani kuno hingga politik modern, politik dan kekuasaan nyaris tak terbuang dalam debat, diskusi, pemikiran serta agenda aksi bagi penguasa untuk mempertahankan kredibilitasnya untuk meraih dukungan elektoral. Jadi, politik sebenarnya hanya soal kekuasaan. Tentu saja membutuhkan cost yang sangat besar. Dan, model politik transaksional seperti mahar yang dibongkar La Nyalla akan terus berlanjut dan menggelinding dari tingkat elit sampai ke tingkat yang paling bawah. Karena itu, transformasi politik bersih untuk mencari bentuk demokrasi yang ideal mustahil bisa hadir.

Kasus La Nyalla ini jelas sebuah pemberontakan terbuka terhadap parpol-parpol yang masih menerapkan politik mahar bagi kader-kadernya sendiri. Politik mahar jelas akan terus menjadi benalu yang mengancam dan menjegal orang-orang baik yang tak punya uang untuk berkuasa. Dewasa ini, kekuasaan telah berubah menjadi media kejahatan bagi para politisi karbitan, untuk memperkaya diri sendiri. 

Kadang-kadang, para politisi itu sendiri tidak menyadari bahwa sesungguhnya "politik dan kekuasaan" adalah dua mata pisau yang sama-sama tajam, pun dapat membunuh dan melukai kawan. Hal ini menggenapi ungkapan bahwa politik itu dinamis. Politik adalah energi yang tak selesai dibicarakan dimeja makan. Ia bisa bergerak seirama liukan kebutuhan masyarakat. Politik sejatinya adalah sarana konstruksi untuk merebut tahta.

Maka proses berpolitik saat ini acapkali sulit terjawab di ruang-ruang kecil. Ia harus selesai melalui proses kontestasi politik di bilik suara. Pilkada serentak pada Juni 2018 mendatang sudah pasti menghadirkan rivalitas politik yang kian tajam. La Nyalla, adalah satu dari sekian rivalitas yang dipaksa gagal. Sebab dia harus berhadap-hadapan dengan lawan se-kandang (se-partai). Bukan bertandang ke arena dengan lawan yang sepadan. Politik memang tragis, tetapi begitulah jika nafsu berkuasa sudah memaksa hasrat. Cukup untuk membuat republik menyala

***********
  • Facebook Comments
Item Reviewed: La Nyalla Menyalak, Seisi Republik Menyala Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi