MB.COM, JAKARTA - Mahasiswa dan pemuda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam organisasi kader Gerakan Patriot Muda NTT (Garda NTT) melakukan kirab budaya NTT untuk bangsa, di sekitar bundaran HI hingga patung kuda Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).
Kirab ini dilakukan untuk memperingati hari sumpah pemuda dan menanamkan cinta tanah air kepada pemuda. Dalam siaran persnya, Ketua Umum Garda NTT, Wilfried Yons Ebiet menjelaskan bahwa ide Kirab Budaya NTT ini berangkat dari diskusi-diskusi kecil antar teman-teman sehingga digelarlah acara ini meski dalam persiapan yang terbatas.
Sebanyak 15 kelompok organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa-mahasiswi dari 16 kampus berbeda se-Jabodetabek dengan jumlah peserta hampir 1.000 orang yang mempertunjukkan potensi budaya, tumpah-ruah di sepanjang jalur kirab dan memukau ribuan penonton yang memadati jalan yang dilewati iring-iringan kirab.
Ebiet menuturkan, pagelaran "Kirab Budaya" yang digagas Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) di Jakarta mendapat dukungan seluruh elemen-elemen masyarakat, pemuda dan mahasiswa serta tokoh-tokoh NTT diaspora Jakarta.
Sementara itu, dalam wawancara terpisah, Sekretaris Jenderal Garda NTT Marlin Bato mengatakan bahwa kali ini kegiatan kaum muda NTT berbeda dengan pagelaran-pagelaran lainnya. Kegiatan "Kirab Budaya NTT Untuk Bangsa" 2015 ini mengusung tema "Bangga Menjadi Indonesia", tentu juga melibatkan etnis lain di luar NTT, yakni kontingen mahasiswa dan pemuda Maluku, Papua dan Nias bahkan Jakarta sendiri.
“Kirab budaya NTT merupakan ajang membangun kesadaran dan solidaritas, khususnya kaum muda NTT. Selain itu, acara ini merupakan wujud dukungan generasi muda untuk pengembangan potensi budaya NTT. Kirab Budaya NTT" yang melibatkan hampir 1.000 pemuda dan mahasiswa ini dilakukan dengan persiapan tidak kurang dari 3 minggu, terutama dalam hal konsolidasi dan perlengkapan atribut busana dan alat-alat musik daerah". ujar Marlin.
Dari pantauan media, sesungguhnya acara ini akan mengambil rute Bundaran HI-Sarinah lalu kembali ke Bundaran HI. Namun karena terbentur ijin tempat setelah adanya aturan baru Gubernur DKI Jakarta yang melarang aktifitas publik disekitar area Bundaran HI, sehingga setelah bernegosiasi alot dengan aparat kepolisian, disepakati bahwa rute kirab dirubah, menjadi dimulai dari titik bundaran HI menuju jalan Agus Salim, jalan Sundah, Jalan Sabang dan berakhir di patung kuda Monumen Nasional. Setelah kirab berangkat dari titik bundaran HI, iring-iringan kirab bergerak melintas rute-rute yang sudah ditentukan.
Anton Hurung, selaku pemandu acara Kirab Budaya tersebut menuturkan bawah dalam acara ini berbagai ragam kesenian dan potensi ditampilkan, seperti tarian Hedung dari Flores Timur, gadis-gadis dan pria berbusana adat NTT, tarian Hegong dari kab. Sikka, tarian Jaà dari Kab. Ngada, tarian Cakalele dari Maluku serta puisi dan orasi singkat lalu diakhiri dengan pembacaan deklarasi Sumpah pemuda.
Acara yang digagas dan dilaksanakan Garda NTT tersebut adalah bentuk pelestarian potensi budaya melalui semangat Sumpah Pemuda.
“Tujuan Kirab Budaya NTT adalah menyatukan seluruh elemen generasi muda NTT, agar tidak terpecah belah karena diskriminasi, justru sebaliknya lebih ditekankan menjunjung tinggi perbedaan dan cinta tanah air". tutup Anton.
Berikut foto-foto yang berhasil dihimpun dalam kegiatan tersebut: