MB.COM, JAKARTA - Garda NTT mengibarkan panji-panji kebesaran di Jakarta. Jumat, 02 Oktober 2015, para pemuda dan mahasiswa NTT sukses mendeklarasikan Gerakan Patriot Muda NTT (Garda NTT).
Ratusan kader muda dari berbagai kampus-kampus di Jakarta seperti STPI, UNINDRA, TRISAKTI, Universitas Bung Karno dan lain-lain membanjiri acara deklarasi yang berlangsung di gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jl. Velodrome Rawa Mangun Jakarta Timur.
Selain itu, beberapa perwakilan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) NTT di Jakarta pun turut serta dalam deklarasi ini seperti Anak Muda Adonara (AMA) Jakarta, Belu Oan Jakarta (B On J), Perhimpunan Mahasiswa Maumere Jakarta (PMMJ), Himpunan Pemuda Pelajar Nagekeo (HIMAPPEN Jabodetabek), Forum Generasi Ende Muda (Forgema Jakarta), Perhimpunan Pemuda Mahasiswa Ngada Jakarta (PPMNJ) dan lain-lain.
“Deklarasi dihadiri para kader muda diaspora dari 22 kabupaten/kota se-NTT Jakarta. Semula, kami menargetkan 200 kader, namun ternyata melebihi ekspektasi kami dengan total kehadiran kira-kira 450 kader menurut data registrasi kami,” ujar Ketua Umum Garda NTT Wilfrid Yon Ebiet ketika dikonrfirmasi, Jumat (2/10/2015).
Selain deklarasi, beberapa tokoh NTT dan tokoh nasional turut hadir memenuhi undangan kami seperti Bapak Gabriel Goa, Bapak Silvester Mbete, Bapak Honing Sani, Bapak Andreas Soge, Romo Setyo Wibowo, Bapak Bondan Gunawan. Sementara itu beberapa tokoh belum dapat hadir karena berbagai halangan. Dalam kegiatan deklarasi ini, kami mengisi beberapa agenda intelektual seperti seminar dengan tema; "Menjadi Kader yang Bersolidaritas, Berkeutamaan Intelektual, dan Berkeutamaan Moral."
Ebiet mengungkapkan, kami tidak menduga, ternyata antusiasme kaum muda NTT untuk bergabung dengan Garda NTT cukup tinggi. Sejauh ini, sedikitnya sudah 250 anggota telah mengisi formulir pendaftaran untuk bergabung. Jumlah itu belum termasuk anggota yang sedang dalam proses melengkapi syarat pendaftaran.
Dia menambahkan, struktur kepengurusan terus diperkuat dengan melibatkan berbagai kader potensial. Setelah kepengurusan rampung, kini, pihaknya fokus untuk pengembangan kaderisasi, karena memang tujuan organisasi ini sebagai wadah kaderisasi. "Proses itu akan terus berjalan, karena itu, kami menargetkan di akhir tahun 2015 semua pemuda dan mahasiswa NTT Jakarta sudah bergabung. Mereka harus kita dorong sebagai kader-kader terbaik bangsa calon pemimpin masa depan, ” tutur Ebiet dalam pidato perdananya.
Sementara itu, dalam wawancara terpisah, Marlin Bato Sekjend Garda NTT menuturkan bahwa lahirnya Garda NTT mempunyai kisah yang menarik. Garda NTT sebenarnya lahir dari perbedaan pandangan, perbedaan prinsip, lahir ditengah konstelasi yang rumit dengan tensi yang menegangkan sejak 2014 lalu. Tetapi hari ini kami satu visi. Setelah pergulatan-pergulatan yang begitu panjang, hari ini kami menyatukan tekad untuk melebur menjadi kekuatan utama kaum muda baik dilevel NTT maupun level nasional. Kami sadar betul, perbedaan tidak pernah menghasilkan generasi yang prima "tutupnya".
Ratusan kader muda dari berbagai kampus-kampus di Jakarta seperti STPI, UNINDRA, TRISAKTI, Universitas Bung Karno dan lain-lain membanjiri acara deklarasi yang berlangsung di gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jl. Velodrome Rawa Mangun Jakarta Timur.
Selain itu, beberapa perwakilan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) NTT di Jakarta pun turut serta dalam deklarasi ini seperti Anak Muda Adonara (AMA) Jakarta, Belu Oan Jakarta (B On J), Perhimpunan Mahasiswa Maumere Jakarta (PMMJ), Himpunan Pemuda Pelajar Nagekeo (HIMAPPEN Jabodetabek), Forum Generasi Ende Muda (Forgema Jakarta), Perhimpunan Pemuda Mahasiswa Ngada Jakarta (PPMNJ) dan lain-lain.
“Deklarasi dihadiri para kader muda diaspora dari 22 kabupaten/kota se-NTT Jakarta. Semula, kami menargetkan 200 kader, namun ternyata melebihi ekspektasi kami dengan total kehadiran kira-kira 450 kader menurut data registrasi kami,” ujar Ketua Umum Garda NTT Wilfrid Yon Ebiet ketika dikonrfirmasi, Jumat (2/10/2015).
Selain deklarasi, beberapa tokoh NTT dan tokoh nasional turut hadir memenuhi undangan kami seperti Bapak Gabriel Goa, Bapak Silvester Mbete, Bapak Honing Sani, Bapak Andreas Soge, Romo Setyo Wibowo, Bapak Bondan Gunawan. Sementara itu beberapa tokoh belum dapat hadir karena berbagai halangan. Dalam kegiatan deklarasi ini, kami mengisi beberapa agenda intelektual seperti seminar dengan tema; "Menjadi Kader yang Bersolidaritas, Berkeutamaan Intelektual, dan Berkeutamaan Moral."
Ebiet mengungkapkan, kami tidak menduga, ternyata antusiasme kaum muda NTT untuk bergabung dengan Garda NTT cukup tinggi. Sejauh ini, sedikitnya sudah 250 anggota telah mengisi formulir pendaftaran untuk bergabung. Jumlah itu belum termasuk anggota yang sedang dalam proses melengkapi syarat pendaftaran.
Dia menambahkan, struktur kepengurusan terus diperkuat dengan melibatkan berbagai kader potensial. Setelah kepengurusan rampung, kini, pihaknya fokus untuk pengembangan kaderisasi, karena memang tujuan organisasi ini sebagai wadah kaderisasi. "Proses itu akan terus berjalan, karena itu, kami menargetkan di akhir tahun 2015 semua pemuda dan mahasiswa NTT Jakarta sudah bergabung. Mereka harus kita dorong sebagai kader-kader terbaik bangsa calon pemimpin masa depan, ” tutur Ebiet dalam pidato perdananya.
Sementara itu, dalam wawancara terpisah, Marlin Bato Sekjend Garda NTT menuturkan bahwa lahirnya Garda NTT mempunyai kisah yang menarik. Garda NTT sebenarnya lahir dari perbedaan pandangan, perbedaan prinsip, lahir ditengah konstelasi yang rumit dengan tensi yang menegangkan sejak 2014 lalu. Tetapi hari ini kami satu visi. Setelah pergulatan-pergulatan yang begitu panjang, hari ini kami menyatukan tekad untuk melebur menjadi kekuatan utama kaum muda baik dilevel NTT maupun level nasional. Kami sadar betul, perbedaan tidak pernah menghasilkan generasi yang prima "tutupnya".
