Tamansari, sebuah taman milik Keraton Yogyakarta yang memiliki pesona keagungan yang menawan. Selain bentuk bangunan yang artistik dan sarat makna, Tamansari juga memiliki berbagai rahasia yang belum terungkap.
Di antara rahasia Tamansari yang masih misteri adalah lorong bawah tanah yang disebut-sebut bisa tembus hingga ke laut selatan. Tak ada yang dapat memastikan kebenaran kabar tersebut, karena saat ini salah satu ujung lorong bawah tanah itu telah ditutup sejak tahun 1974 akibat pemugaran.
Lorong tersebut kerap dimanfaatkan pengunjung yang masih meyakini budaya kejawen untuk meletakkan sesajen. Mereka juga memanjatkan doa di depan sesajen yang mereka letakkan itu. Para pengunjung biasanya melakukannya pada hari Jumat siang, sebab pada malam hari wisata Tamansari ditutup.
"Kadang-kadang ada yang mau nyembah di depan pintu masuk, tapi saya larang. Saya arahkan ke tempat pertapaan Sultan di jalan bawah tanah kalau mau melakukan ritual kejawen," kata pengawas Tamansari dari Tepas Kaprajuritan Keraton Ngayogyakarta, Maryoto (68) saat ditemui awak media, Minggu (30/11/2014) lalu.
Pihaknya mengaku tak pernah melarang siapapun melakukan ritual kejawen. Sebab kejawen merupakan keyakinan masing-masing individu yang masih dilestarikan hingga saat ini, termasuk oleh Sultan.
Proses ritual kerap mengundang perhatian pengunjung lain. Sebab mereka selalu membakar dupa yang semerbak wanginya menyebar ke berbagai penjuru.
Menurut Maryoto, permohonan mereka biasanya macam-macam. Misalnya ingin cepat kaya, ingin diberi kesehatan, mudah jodoh, dan hal-hal lainnya.
Pengelolaan Tamansari sendiri, menurut Maryoto sudah tak lagi menggunakan ritual kejawen. Ritual hanya dilakukan atas perintah Sultan. Biasanya Sultan meminta sesajen diletakkan di beberapa titik di Tamansari jika hendak melakukan hajat besar.
"Terakhir naruh sesajen atas perintah Sultan waktu putrinya mau nikah tahun lalu," kata anak mantan abdi dalem ini.