Berawal sebagai simbol pemberontakan, tren skinny jeans kini merebak ke berbagai kalangan
Pernahkah Anda menyaksikan Grease?
Film musikal yang dibuat pada 1978 itu mengisahkan seorang gadis remaja
asal Australia, Sandy (Olivia Newton John), jatuh cinta pada Danny
(John Travolta), seorang pemuda Amerika.
Sesungguhnya Danny juga menyukai Sandy,
tapi posisinya sebagai ketua geng berandalan di sekolah menghalanginya
untuk mengungkapkan perasaan pada Sandy. Teman sepergaulan Danny juga
menganggap Sandy gadis kolot, terlalu alim, dan tak modern.
Demi merebut hati Danny, setelah
melalui perenungan panjang, Sandy mengubah diri menjadi gadis
pemberontak yang keren, misterius, dan sedikit liar. Ia mengenakan kaos
hitam ketat yang dipadu-padankan dengan celana jins superketat (skinny jeans). Dua puluh tahun lebih setelah kemunculan pertamanya, skinny jeans masih mewakili nilai yang sama: pemberontakan.
Skinny jeans mulai populer pada 1950-an.
Di masa itu jins umumnya dianggap sebagai simbol pemberontakan kaum
muda. Sampai-sampai ada larangan mengenakan jins di bioskop, restoran,
juga sekolah-sekolah di Amerika.
Kepopuleran skinny jeans menanjak
sejalan dengan kemunculan musik rock & roll. Elvis Presley dianggap
sebagai figur terpenting yang mempopulerkan jins ketat dengan segala
atribut pemberontakannya. Dalam berbagai penampilan, Elvis kerap membuat
publik terperangah dengan skinny jeans berbentuk pipa dan jaket kulit.
Citra bad boy, skinny jeans, dan rock & roll adalah hal yang tak terpisahkan. Apalagi ketika para ikon bad boy
macam Marlon Brando dan James Dean suka mengenakan jins jenis ini.
Kelompok rock & roll yang muncul belakangan, The Beatles dan The
Rolling Stones, menjadikan skinny jeans sebagai atribut yang selalu
mereka kenakan di atas panggung, juga dalam keseharian.
Pada masa itu, skinny jeans belum jamak
dikenakan perempuan, kecuali para ikon yang berani tampil seksi: Marilyn
Monroe, Audrey Hepburn, dan Sandra Dee. Baru pada 1960-an skinny jeans
menjadi umum di kalangan remaja perempuan. Bedanya dengan sekarang,
resleting berada di bagian belakang celana. Skinny jeans juga tak melulu
mengesankan pemberontakan. Ia cocok sebagai busana kasual yang sopan
tapi sesuai dengan gaya yang sedikit liar dan merepresentasikan
kebebasan.
Skinny jeans tetap populer dan jadi
atribut seragam berbagai grup rock yang bermunculan pada satu dekade
kemudian. Kepopulerannya tak tenggelam oleh tren disko dan celana
cutbrai. Ia justru kian kuat dengan tumbuhnya subkultur punk di Amerika
dan Eropa. Skinny jeans, kaos ketat sobek-sobek, simbol-simbol anarki,
dan rantai menjadi pakaian kebesaran para penganut aliran itu. Lewat
pakaian dan atribut ini para penganut punk mengekspresikan pandangan
hidup antikemapanan mereka. Gaya berbusana ini diusung oleh band-band
punk terkemuka, The Ramones dan The Sex Pistols.
Dalam pesan terakhirnya Sid Vicious,
pemain bass The Sex Pistols, menulis: “Kami telah membuat janji untuk
mati bersama-sama, dan aku harus menepati janji ini. Kuburkan aku di
samping kekasihku. Kuburkan aku dengan jaket kulit, celana jins, dan
sepatu botku.” Suntikan heroin berdosis tinggi mengakhiri hidup Vicious
pada 2 Februari 1979. Ia tak jadi diadili atas pembunuhan terhadap
kekasihnya, Nancy Spungen, beberapa bulan sebelumnya.
Dalam kultur pop 1970-an skinny jeans
memiliki tempat tersendiri. Ketenarannya memuncak setelah kemunculan
beberapa desainer yang mengadaptasi gaya busana punk dalam rancangan
mereka. Sebut saja Vivienne Westwood dan Jean Paul Gaultier.
Ketenarannya bertahan hingga 1980-an.
Sama seperti tren lainnya, skinny jeans
memiliki masa surutnya. Pada 1990-an celana superketat itu tak lagi
dilirik. Model celana bell bottom –celana dengan bagian bawah
melebar tapi tak selebar cutbrai– menggantikan tempat skinny jeans. Tapi
tak berarti jenis celana ini hilang sama sekali. Di kalangan pendukung
setianya, para musisi rock & roll dan penganut aliran punk, skinny
jeans tetap menjadi busana pilihan.
Kebangkitan kembali skinny jeans terjadi
di awal milenium. Label desainer terkemuka Stella McCartney, Versus,
dan Rock and Republic menampilkan kembali skinny jeans dalam berbagai
peragaan busana. Tahun 2003 hampir semua desainer ternama dunia memilih
skinny jeans sebagai bagian koleksi busana mereka.
Secara perlahan, skinny jeans mulai mendapatkan tempatnya kembali dalam dunia fashion mainstream.
Tahun 2004-2005 skinny jeans menjadi tren. Para selebritas di berbagai
pusat mode dunia kerap mengenakan skinny jeans untuk melengkapi
penampilan mereka. Angelina Jolie, Kate Moss, Heidi Klum, juga Sienna
Miller memilih skinny jeans untuk memamerkan siluet ramping mereka dalam
berbagai kesempatan.