Logo

Logo
Latest News
Monday, November 24, 2014

Skinny Jeans, Punk, dan Rock & Roll

Berawal sebagai simbol pemberontakan, tren skinny jeans kini merebak ke berbagai kalangan


Pernahkah Anda menyaksikan Grease? Film musikal yang dibuat pada 1978 itu mengisahkan seorang gadis remaja asal Australia, Sandy (Olivia Newton John), jatuh cinta pada Danny (John Travolta), seorang pemuda Amerika.

Sesungguhnya Danny juga menyukai Sandy, tapi posisinya sebagai ketua geng berandalan di sekolah menghalanginya untuk mengungkapkan perasaan pada Sandy. Teman sepergaulan Danny juga menganggap Sandy gadis kolot, terlalu alim, dan tak modern.

 Demi merebut hati Danny, setelah melalui perenungan panjang, Sandy mengubah diri menjadi gadis pemberontak yang keren, misterius, dan sedikit liar. Ia mengenakan kaos hitam ketat yang dipadu-padankan dengan celana jins superketat (skinny jeans). Dua puluh tahun lebih setelah kemunculan pertamanya, skinny jeans masih mewakili nilai yang sama: pemberontakan.

Skinny jeans mulai populer pada 1950-an. Di masa itu jins umumnya dianggap sebagai simbol pemberontakan kaum muda. Sampai-sampai ada larangan mengenakan jins di bioskop, restoran, juga sekolah-sekolah di Amerika.

Kepopuleran skinny jeans menanjak sejalan dengan kemunculan musik rock & roll. Elvis Presley dianggap sebagai figur terpenting yang mempopulerkan jins ketat dengan segala atribut pemberontakannya. Dalam berbagai penampilan, Elvis kerap membuat publik terperangah dengan skinny jeans berbentuk pipa dan jaket kulit.

Citra bad boy, skinny jeans, dan rock & roll adalah hal yang tak terpisahkan. Apalagi ketika para ikon bad boy macam Marlon Brando dan James Dean suka mengenakan jins jenis ini. Kelompok rock & roll yang muncul belakangan, The Beatles dan The Rolling Stones, menjadikan skinny jeans sebagai atribut yang selalu mereka kenakan di atas panggung, juga dalam keseharian.

Pada masa itu, skinny jeans belum jamak dikenakan perempuan, kecuali para ikon yang berani tampil seksi: Marilyn Monroe, Audrey Hepburn, dan Sandra Dee. Baru pada 1960-an skinny jeans menjadi umum di kalangan remaja perempuan. Bedanya dengan sekarang, resleting berada di bagian belakang celana. Skinny jeans juga tak melulu mengesankan pemberontakan. Ia cocok sebagai busana kasual yang sopan tapi sesuai dengan gaya yang sedikit liar dan merepresentasikan kebebasan.

Skinny jeans tetap populer dan jadi atribut seragam berbagai grup rock yang bermunculan pada satu dekade kemudian. Kepopulerannya tak tenggelam oleh tren disko dan celana cutbrai. Ia justru kian kuat dengan tumbuhnya subkultur punk di Amerika dan Eropa. Skinny jeans, kaos ketat sobek-sobek, simbol-simbol anarki, dan rantai menjadi pakaian kebesaran para penganut aliran itu. Lewat pakaian dan atribut ini para penganut punk mengekspresikan pandangan hidup antikemapanan mereka. Gaya berbusana ini diusung oleh band-band punk terkemuka, The Ramones dan The Sex Pistols.

Dalam pesan terakhirnya Sid Vicious, pemain bass The Sex Pistols, menulis: “Kami telah membuat janji untuk mati bersama-sama, dan aku harus menepati janji ini. Kuburkan aku di samping kekasihku. Kuburkan aku dengan jaket kulit, celana jins, dan sepatu botku.”  Suntikan heroin berdosis tinggi mengakhiri hidup Vicious pada 2 Februari 1979. Ia tak jadi diadili atas pembunuhan terhadap kekasihnya, Nancy Spungen, beberapa bulan sebelumnya.

Dalam kultur pop 1970-an skinny jeans memiliki tempat tersendiri. Ketenarannya memuncak setelah kemunculan beberapa desainer yang mengadaptasi gaya busana punk dalam rancangan mereka. Sebut saja Vivienne Westwood dan Jean Paul Gaultier. Ketenarannya bertahan hingga 1980-an.

Sama seperti tren lainnya, skinny jeans memiliki masa surutnya. Pada 1990-an celana superketat itu tak lagi dilirik. Model celana bell bottom –celana dengan bagian bawah melebar tapi tak selebar cutbrai– menggantikan tempat skinny jeans. Tapi tak berarti jenis celana ini hilang sama sekali. Di kalangan pendukung setianya, para musisi rock & roll dan penganut aliran punk, skinny jeans tetap menjadi busana pilihan.

Kebangkitan kembali skinny jeans terjadi di awal milenium. Label desainer terkemuka Stella McCartney, Versus, dan Rock and Republic menampilkan kembali skinny jeans dalam berbagai peragaan busana. Tahun 2003 hampir semua desainer ternama dunia memilih skinny jeans sebagai bagian koleksi busana mereka.

Secara perlahan, skinny jeans mulai mendapatkan tempatnya kembali dalam dunia fashion mainstream. Tahun 2004-2005 skinny jeans menjadi tren. Para selebritas di berbagai pusat mode dunia kerap mengenakan skinny jeans untuk melengkapi penampilan mereka. Angelina Jolie, Kate Moss, Heidi Klum, juga Sienna Miller memilih skinny jeans untuk memamerkan siluet ramping mereka dalam berbagai kesempatan.

Ketenarannya bertahan hingga kini. Namun, jika pada tahun-tahun sebelumnya yang populer skinny jeans polos tanpa corak, memasuki pertengahan  2010 jenis jins ini dimodifikasi dengan motif binatang atau bunga. Tren ini diamini nyaris oleh semua desainer terkemuka seperti Dolce and Gabanna, Jean Paul Gaultier, hingga Giorgio Armani.
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Skinny Jeans, Punk, dan Rock & Roll Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi