MB.com, Jakarta --- Nama Lembata ditautkan sebagai nama sebuah pulau dan juga sebuah kabupaten. Nyatanya, Lembata memang sebuah kabupaten yang berwujud pulau. Luasnya tak besar, yakni sekira 1.266,39 kilometer persegi tetapi cukup besar untuk sebuah petualangan alam, budaya, serta wisata religi yang hampir sulit dipersandingkan.
Lembata merupakan bagian dari gugusan
Pulau Solor. Letaknya tidak jauh dari ujung timur Pulau Flores dan
merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain Lembata, di
sekitar pulau ini terdapat beberapa pulau mahsyur lainnya seperti
gugusan kepulauan Alor, Adonara, Solor, dan tentunya Flores yang
eksotis. Nama lembata sendiri asalnya berasal dari sejarah masyarakatnya
yang datang dari Pulau Lepanbatan. Sebutan penduduk yang semula Orang
Lomblen berubah menjadi Orang Lembata.
Lewoleba merupakan Ibu Kota Kabupaten
Lembata yang sedang berbenah meningkatan fasilitas dan infrastrukturnya.
Kota Lewoleba semakin berkembang sehingga infrastruktur kota menjadi
penting. Masyarakat Pulau Lembata kini mulai majemuk, walau bahasa
pergaulan bagi Lembata dan sekitarnya ialah Bahasa Lamalohot. Bahasa
daerah lainnya yang juga dikenal di Lembata ialah Bahasa Kedang. Tentu
saja Bahasa Indonesia sudah sangat dikenal di setiap pelosok pulau.
Bila dilihat dari mata pencaharian
masyarakatnya, melaut dan budidaya produk kelautan adalah pekerjaan
utama warganya. Ikan sangat mudah didapati di Pasar TPI dan Pasar Pada
di Lewoleba. Selain ikan laut, ada pula cumi-cumi, tripang, rumput laut,
mutiara, dan ikan paus. Hasil tambang pun dapat ditemukan seperti emas,
timah hitam, perak, nikel, mangaan, tembaga, dan pasir besi.
Beberapa pojok pasar dipadati pedagang komoditi pertanian dimana hal ini juga disebabkan sebagian masyarakat Lembata di pegunungan pun bercocok tanam. Hasil bumi Pulau Lembata diperjualbelikan di pasar untuk harga yang tidak terlalu mahal. Dibandingkan dengan tempat lain di Pulau Jawa, harga di Lembata terhitung lebih tinggi karena harus mengompensasi ongkos produksi dan transportasi bahan baku. Beberapa komoditi yang dihasilkan ialah kelapa, kemiri, kopi, jambu mete, coklat, cengkeh, vanili, pala, kapuk, dan pinang.
Gunung yang menghiasi pemandangan Lewoleba, terutama saat pagi dan sore hari ialah Ile Ape (Gunung Api) dan Ile Boleng di Adonara. Selain itu, ada juga Gunung Ile Labalekang yang cantik dibalut awan. Keberadaan gunung ini menjadi berkah karena tanah Lembata menjadi subur bagi padi, kacang-kacangan, jagung dan terutama pohon jati yang konon bisa lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan tanah bagian selatan Jawa sekalipun. Bukit-bukit savanna di Lembata yang seperti padang golf merupakan pesona yang membuat betah.