Logo

Logo
Latest News
Saturday, September 27, 2014

Akting Demokrat Sudah Terbongkar, Tapi SBY Masih Terus Berakting

Gambar plesetan SBY yang beredar di Twitter pasca walkout Demokrat di sidang paripurna DPR yang menyebabkan menangnya opsi pilkada tidak langsung


MB.com Jakarta --- Meskipun aktingnya sudah ketahuan belangnya, Ketua Umum Partai Demokrat, SBY, masih terus menjalankan aktingnya, seolah-olah rakyat Indonesia yang dikadali itu belum pada sadar. Dari Washington DC, Amerika Serikat, SBY mengadakan konferensi pers khusus untuk menyampaikan pernyataannya tentang menangnya opsi pilkada melalui DPRD. Dalam konferensi persnya itu SBY dengan memasang raut muka kencang super serius seperti orang yang sedang menahan marah (mungkin sebelumnya, akting ini sudah dilatih berulang-ulang di depan cermin) menyatakan meskipun dia menghormati hasil voting di DPR itu, tetapi dia sangat kecewa dengan hasil voting yang memenangkan opsi pilkada tidak langsung  itu. 

Padahal justru aksi Demokrat yang dipimpin oleh Benny K. Harman-lah yang walkout dari sidang paripurna DPR itulah yang menjadi penyebab satu-satunya dan paling utama kekalahan kubu pro pilkada langsung (PDIP cs).  Ketika itulah rakyat Indonesia sadar banhwa ternyata mereka telah dikadali SBY ketika dia menyampaikan pernyataannya yang mendukung sepenuhnya mempertahankan pilkada langsung oleh rakyat. Pernyataan SBY di akun YouTube-nya, Minggu 14 September 2014 itu, beberapa hari kemudian diikuti dengan pernyataan terbuka Ketua Harian Demokrat Syarif Hasan yang semakin menegaskan pilihan Demokrat untuk mendukung pilkada langsung. Ternyata itu semua bagian dari sandiwara yang sedang dimainkan Demokrat dengan sutradara yang juga merangkap aktornya, SBY. Puncak sandiwara pilkada itu terjadi di sidang paripurna DPR, ketika dengan aksi konyolnya Benny K Harman memimpin kader-kader Demokrat melakukan walkout. Saat itulah terungkap sandiwara Demokrat sebagai bagian dari strategi licik SBY.

Siapa manusia normal yang tidak marah ketika menyadari dirinya dibohongi, diperdayai, dikadali? Apalagi oleh Presidennya sendiri, dan menyangkut hak paling prinsip rakyat dalam memilih calon pimpinan daerahnya. Tak heran dunia maya pun spontan semarak dengan ungkapan-ungkapan kejengkelan dan kemarahan rakyat kepada SBY dan Demokrat. Di Twitter hastag #ShameOnYouSBY  segera menjadi Trending Topic nomor 1, diikuti oleh #RIPDemokrasi. Di Kompasiana pun tak kalah semarak dengan artikel-artikel yang mayoritas mengecam keras sikap SBY dan Demokrat itu.

Tetapi, seperti yang saya sebutkan di atas, SBY seolah-olah pura-pura tidak tahu bahwa belang aktingnya bersama dengan akting petinggi Demokrat lainnya, Syarif Hasan, dan Benny K Harman sudahlah ketahuan, SBY masih meneruskan aktingnya itu seolah-olah masih benar-benar mendukung pilkada tidak langsung. Melalui aktingnya di Washington DC itu, SBY pun memasang muka marah, menyatakan sangat kecewa dengan hasil voting yang memenangkan pilkada tidak langsung itu.

Belum cukup, aktingnya masih dilanjutkan, dengan menyatakan bahwa sebagai tindak lanjut atas kemenangan opsi pilkada tidak langsung itu – yang mengakibatkan RUU Pilkada tersebut segera disahkan menjadi UU, Partai Demokrat akan mengajukan uji materi atau judicial review UU Pilkada itu di Mahkamah Konstitusi (MK)!

Akting Benny K Harman di sidang paripurna DPR itu sudah lebih dari cukup kekonyolannya, kini masih mau ditambah lagi dengan rencana SBY/Demokrat untuk mengajukan uji materi UU Pilkada tersebut, padahal semua orang tahu justru Demokrat-lah penyebab utama lahirnya UU Pilkada dengan sistem pilkada melalui DPR itu. Sungguh-sungguh akting dan skenario cerita yang sangat konyol.
Kalau ini film Hollywood, jalan cerita yang mereka mainkan, berikut para aktornya, SBY, Syarif Hasan, dan Benny K Harman sangat layak menerima Razzie Awards, yaitu “penghargaan” untuk film dan aktor terburuk film Hollywood.

Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, kekecewaan SBY lebih kepada hasil sidang paripurna DPR yang memutuskan pilkada tidak langsung atau lewat DPRD. Keputusan itu dianggap SBY justru mengabaikan kedaulatan rakyat.

“Pak SBY dengan Partai Demokrat telah berjuang dengan mengajukan opsi untuk mempertahankan pilkada langsung dengan perbaikan, namun tidak diakomodasi dalam opsi voting dan tidak didukung, bahkan ditolak oleh fraksi parpol lain. Oleh karena itu, Partai Demokrat akan mengajukan gugatan hukum ke MK terhadap UU Pilkada ini,” ujar Julian melalui pesan singkat, Jumat (26/9/2014) (Kompas.com).

Padahal justru Demokrat-lah sesungguhnya kunci utama kemenangan Koalisi Merah Putih dengan opsi pilkada tidak langsung itu, yang disebut SBY sebagai pengabaian kedaulatan rakyat itu. Seandainya Demokrat konsisten dengan sikapnya mendukung pilkada langsung, dengan tidak melakukan walkout, 100 persen pasti “pengabaian kedaulatan rakyat” itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya, justru, kedaulatan rakyatlah yang menang.

Penyampaian pesan SBY melalui juru bicara Kepresidenan ini sesungguhnya merupakan suatu masalah lagi. Bukankah masalah ini adalah masalah SBY sebagai ketua umum Partai Demokrat? Kok urusan Partai Demokrat ini disampaikan oleh seorang juru bicara kepresidenan yang notabene dibayar oleh negara?

Akting SBY, dan Benny K Harman (Demokrat) itu semakin terkuak, ketika perilaku ceplas-ceplos Ruhut Sitompul secara tak sengaja malah membongkar siapa sebenarnya otak dari sandiwara walkout Demokrat tersebut.


Foto ini sebenarnya sudah menunjukkan kepada kita, siapa sebenarnya Demokrat itu. Lihatlah seragam kubu Prabowo-Hatta yang dikenakan Max Sopacua dan Nurhayati //(ki-ka) Politisi Golkar, Setya Novanto, Ketua Harian� Demokrat, Syarif Hasan, Capres Prabowo Subianto, Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf, Wakil Ketua DPR dari Golkar, Priyo Budi Santoso dan Wakil Ketua Umum Demokrat,� Max Sopacua dalam acara deklarasi dukungan anggota DPR RI Partai Demokrat untuk Prabowo-Hatta di Hotel Crowne, Jakarta, (16/6). TEMPO/Dhemas Reviyanto


Ruhut Sitompul, mengaku, aksi walkout Demokrat itu sesungguhnya atas perintah SBY sendiri! Kata dia, Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati mengatakan kepadanya bahwa SBY telah mengirim SMS (dari Washington DC, AS) yang memerintahkan semua anggota fraksi untuk meninggalkan ruangan sidang paripurna.

“Dapat SMS kata dari Max Sopacua sama Ibu Nurhayati, ya sudah. Dari SBY, ya sudah. (Mau lakukan) apa lagi?” ujar Ruhut di Kompleks Parlemen, Jumat (26/9/2014) (Kompas.com).

Rupanya Ruhut yang bermulut “ember” itu tidak tahu, kalau SBY sedang bermain sandiwara dari AS, yang pura-pura sangat kecewa atas kemenangan KMP dengan opsi pilkada melalui DPR itu. Buktinya dia kaget, ketika wartawan mengkonfirmasikan kepadanya bahwa SBY telah menyatakan kekecewaan itu. Maka terjadilah ketidaksinkronisasi antara akting SBY dengan pengakuan Ruhut ini.
Saat ditanyakan wartawan soal kekecewaan SBY atas pilihan Demokrat itu, Ruhut mengaku tidak tahu. Dia pun heran lantaran selain Nurhayati, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua juga mengutarakan hal yang sama bahwa ada pesan singkat langsung dari SBY.

Apakah benar pengakuan Ruhut itu bahwa SBY-lah lewat SMS telah memerintahkan walkout itu? Yang pasti adalah sampai sekarang pengakuan Ruhut itu tidak dibantah oleh Nurhayati, maupun Max Sopacua, maupun oleh SBY.

Kepastian lain, SBY pun tidak mempermasalahkan tindakan walkout partainya itu, padahal itulah kunci kemenangan pilkada tidak langsung. ***

Sumber berita:
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Akting Demokrat Sudah Terbongkar, Tapi SBY Masih Terus Berakting Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi