Logo

Logo
Latest News
Monday, April 9, 2018

Hidupkan Api Marhaenis, Emi Nomleni Tampil Trengginas di Debat Terbuka Pilgub NTT 2018

Wakil Gubernur NTT, Emi Nomleni saat menjalani debat di Inews TV


Oleh Marlin Bato
(Aktivis dan Diaspora NTT di Jakarta)

Tak ada yang menduga bahwa Calon Wakil Gubernur NTT Emilia Nomleni tampil begitu prima di debat perdana Cagub-Cawagub NTT di studio Rajawali Citra Televisi (RCTI) Networking INews TV, Kamis 5 April 2018 di Jakarta. Sejak pertama kali muncul dipanggung debat yang dipandu presenter cantik Tina Talisa ini, Emi Nomleni, perempuan sekaligus satu-satunya srikandi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) asal Soe ini tampak tenang dan luwes menjalani seluruh rangkaian debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur. Malam itu, pendukung Emi juga memenuhi pelataran arena debat. Mereka datang berbondong-bondong dari berbagai seantero Jabodetabek untuk memberi dukungan. Bahkan lebih banyak dari pendukung kandidat lain yang hadir saat itu.

Tanpa kehadiran Marianus Sae, sosok Emi Nomleni praktis harus mengemban dua peran sekaligus. Di satu sisi dia harus mengisi peran Marianus Sae, di sisi yang lain juga dia harus menempatkan posisinya sebagai calon wakil Gubernur. Tentu saja ini bukan perkara mudah bagi seorang perempuan untuk menghadapi debat terbuka dengan enam (6) pria tangguh sekaligus dalam rivalitas pertarungan pilgub kali ini. Sepekan sebelumnya, banyak yang skeptis terhadap kemampuan seorang Emi. Pasalnya tidak banyak yang tahu sepak terjang dan latar belakangnya selama ini. Sudah pasti berbagai asumsi dan spekulasi beredar bak bola panas merebak di berbagai linimasa dan platform media. Namun rupa-rupanya Emilia Nomleni menyimpan berbagai potensi yang terpendam. Ia mampu menepis keraguan publik dengan tampil begitu trengginas, rileks, confident namun smart sebagai satu-satunya perempuan yang memberi harapan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Layaknya seorang bintang, Emi mampu menguasai panggung dan ritme debat dengan sangat baik. Ia adalah sosok perempuan hebat NTT abad ini yang mampu memainkan dua peran sekaligus yaitu sebagai Marianus dan sebagai Emi.

Berdaya dan Bekerja

Disegmen pertama dalam pemaparan visi, kandidat wakil gubenur nomor urut 2 (dua) ini menyampaikan dua hal pokok yang sangat mendasar sesuai dengan kondisi riil NTT saat ini yaitu NTT Berdaya dan NTT Bekerja. Berdaya menurut Emi akan difokuskan pada pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan perempuan dan anak. "Masih banyak mama yang menangis karena anaknya kurang makan dan minum yang cukup, tidak dapat menyekolahkan anaknya, mengalami kekerasan, kesulitan untuk mendapatkan akses kesehatan dan tidak dapat menjual hasil kebunnya karena akses jalan yang rusak". Sementara itu NTT bekerja menurut Emi adalah memastikan terpenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat NTT. "Cukup air, cukup pangan, NTT terhubung dan semua punya kerja. Tujuannya adalah menjadikan NTT lebih baik yang dimulai dari hal yang mendasar. Kami akan menjaga apa yang sudah ada. Memperbaiki apa yang belum baik dan mengadakan apa yang belum ada. Bersama orang muda dan mama bapa, dan seluruh masyarakat NTT, kami yakin kita akan mencapai cita-cita bersama".

Disegmen ini, Emilia Nomleni ingin menguatkan untuk selalu optimis dan mengajak masyarakat NTT khususnya orang muda dan kaum perempuan bahwa inti semua persoalan yang ada di NTT adalah bekerja lebih keras agar mempunyai daya saing yang mumpuni. Seluruh persoalan di NTT akan teratasi jika orang muda dan perempuan mampu pergandeng tangan bersama pemerintah. Semua harus sama-sama berperan untuk merubah NTT lebih baik. Emi yakin cita-cita masyarakat NTT yang sejahtera dapat tercapai dengan modal bonus demografi khususnya orang muda dan kaum perempuan yang dimiliki NTT saat ini. Ajakan Emi ini lebih realistis sama seperti ajakan Jokowi untuk kerja, kerja dan kerja.

Program Unggulan Anggur Merah untuk Perempuan dan Orang Muda

Disegmen kedua, Emi Nomleni mengemukakan program unggulan yaitu Program Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah) yang akan diberikan khususnya untuk perempuan dan Orang Muda NTT. Meski banyak pengamat menilai bahwa program yang telah dijalankan oleh Gubernur Frans Lebu Raya ini belum membuahkan hasil signifikan namun Emi yakin program ini tetap akan dilanjutkan dengan berbagai pertimbangan. Karena itu, Emi mengungkapkan bahwa program Anggur Merah bukan satu-satunya program penyelesaian kemiskinan di NTT, namun Emi yakin program ini adalah sebuah alat kecil yang bisa dipakai untuk mengentaskan kemiskinan, tentu saja melalui perbaikan-perbaikan dalam sistem manajemen.

"Kami berfikir bahwa kenapa kami harus melanjutkan program ini, walaupun dengan berbagai pertimbangan karena belum cukup signifikan. Anggaran pro rakyat desa mandiri Anggur Merah ini bukan satu-satunya alat untuk penyelesaikan kemiskinan dan pengangguran. Tetapi salah satu alat yang bisa dipakai sebagai alat untuk mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu kami akan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap seluruh manajemennya dan mengajak para pengusaha untuk terlibat bersama pemerintah untuk mengelola. Kami juga akan merubah segmennya yaitu khusus untuk perempuan dan orang muda. Karena sesungguhnya, inilah bonus demografi yang kami punya. Itulah yang harus dikelola untuk menjadi lebih baik".

Hidupkan Api Marhaen, Emi Menempatkan Diri Sebagai Alat Kecil Yang Dikirim Tuhan

Diujung debat, Emi memberikan sebuah closing statement (pernyataan penutup) yang memukau seluruh pemirsa dan penonton di studio. Ada kata "Marhaen" disebut sebagai simbol pekerja keras. Tentu saja kata Marhaen ini adalah warisan api, ajaran dan buah pikir Bung Karno founding father republik ini. Bung Karno yang pertama kali mencetuskan ideologi Marhaenisme. Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Jika di dunia Barat ada Karl Max dan pemikirannya menyatukan kaum (Proletar) pekerja dan buruh sedunia, maka di Asia Timur ada Bung Karno dengan ideologi Marhaenisnya yang menyatukan kaum petani untuk melawan imperialisme.

Munculnya gagasan Marhaen ini bermula  saat Bung Karno kuliah Bandung. Soekarno menemukan seorang petani berbaju lusuh yang sedang bekerja di sawah tahun 1920an. 
"Kemudian aku menanyakan nama petani muda itu. Dia menyebut namanya, Marhaen. Marhaen adalah nama umum seperti Smith dan Jones. Di saat itu cahaya ilham melintas di otakku. Aku akan memakai nama itu untuk menamai semua orang Indonesia yang bernasib malang seperti dia. Semenjak saat itu kunamakan rakyatku, Marhaen," kata Soekarno (Cindy Adams).

Tahun 1952 di NTT tepatnya di Kabor kelut di pinggir jalan raya menuju bandara Waioti (sekarang Fras Seda) Maumere Bung Karno menemukan seorang penjual kelapa bermana Moat Noeng berciri Marhaen. Sosok petani miskin ini menarik perhatian sang Proklamator. Saat itu Bung Karno bersama rombongan transit di Maumere. Bung Karno lalu meminta memberhentikan mobil dan menanyakan harga beberapa butir kelapa muda yang di jual Moat Noeng. Oleh Moat Noeng dijawab dengan harga Rp.2,5 untuk sebutir kelapa. Terjadilah perbincangan hangat antara kedua anak bangsa ini. Namun yang mengejutkan Bung Karno sosok petani kampung, berwajah polos dan lugu ini ternyata bisa berbahasa Indonesia dengan sangat baik. Bung Karno lantas memerintahkan stafnya untuk segera memotret Moat Noeng. Sejak saat itu potret Moat Noeng diabadikan dalam uang kertas Rp.2,5 yang berlaku dari tahun 1952 hingga 1956. Sekarang uang kertas tersebut masih dapat ditemukan di museum Blikon Blewut Ledalero.

Api Bung Karno ini terus menyala dan perpijar memanggil anak bangsa tak terkecuali Emi Nomleni. Hadirnya di debat kali ini memberi energi baru untuk NTT melalui ideologi Marhaenisme yang diucapkannya. Antara Marhaen, Moat Noeng dan Emi Nomleni adalah sosok yang datang dari orang-orang kecil. Mereka diciptakan Tuhan sebagai alat kecil untuk merubah sesuatu yang besar.

Berikut Closing Statement Emi Nomleni:
"Membangun NTT harus dilakukan secara bersama-sama. Untuk itu kami mengajak masyarakat NTT bergandengan tangan untuk NTT Berdaya dan NTT Bekerja dengan memastikan rumah besar NTT telah terpenuhi. Semua kenyang dulu, cukup air bersih dulu, sehat dulu, sekolah dulu, punya kerja dulu, terlindungi dulu dan memiliki infrastruktur jalan yang baik dulu. Marianus Sae-Emi Nomleni hanyalah sebuah alat kecil yang sedang Tuhan ijinkan ada dalam kontestasi ini. Tetapi jika Tuhan berkenan melalui kepercayaan dari bapa mama semua kami menjadi pemimpin Nusa Tenggara Timur, kami akan terus hadir dalam setiap denyut jantung bapa mama semua untuk melayani Nusa Tenggara Timur. Pastikan tanggal 27 Juni 2018 bapa mama semua memilih paket nomor 2 Marianus Sae-Emi Nomleni. Marhaen untuk NTT Berdaya dan NTT bekerja". Salam 2 jari..!!

  • Facebook Comments
Item Reviewed: Hidupkan Api Marhaenis, Emi Nomleni Tampil Trengginas di Debat Terbuka Pilgub NTT 2018 Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi