Dengan kedalamam kurang dari 4m, kita langsung bisa menikmati surga
bawah air pulau saonek. Hanya dengan scuba atau snorkling sudah bisa
becengkrama dengan penghuni lautnya (dok.pri).
Imajinasi kita tentang Raja Ampat pasti tidak meleset jika menyebut nama Wayag. Gugusan batu-batu gamping yang menyembul dari dasar laut yang berceceran di sisi barat pulau Waigeo. Wayag selalu menjadi magnet dan batu penjuru untuk Raja Ampat. Pesona lansekapnya benar-benar menjadi kutub tersendiri buat para pelancong. Begitu kaki sudah menginjak tanah empat raja, maka saya harus kembali bermimpi untuk merengkuh Wayag.
Peta pulau saonek mondi (osm.org)
Untuk menginjak Wayag minimal harus merogoh dompet sekitar 17 juta untuk perjalan 1 unit kapal cepat yang berkapasitas tak lebih dari 10 orang. Wayag kecil yang biasa di sebut Pianemo sudah memiliki tarif sekita 10 juta. Saya hanya diam lemas, karena tak mungkin bisa membayar sebanyak itu. Namun Raja Ampat bukanlah Wayag atau Pianemo, namun jika jeli sejengkal tanah di sana benar-benar memiliki keindahan yang luar biasa.
Dengan mebayar 120 ribu akhirnya sebuah long boat menghnatar saya menuju pulau yang terdekat dengan Waisai. Penduduk setempat menyebutanya dengan Saonek Mondi yang artinya Saonek Kecil. Memang kecil pulau ini, karena hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk mengelilinginya. Di sisi barat pulau ini terdapat pulau Saonek yang menjadi tempat singgah pertama kali penduduk Raja Ampat.
Pulau yang sepi, sebab tidak ada penduduk yang tinggal di sini. Tanpa alas kaki saya segera melompat dari long boat dan saat itu saya mencatatkan diri satu-satunya orang yang berdiri di pulau itu. Pulau dengan hutan pantai yang lebat benar-benar masih terlihat alami. Pohon kelapa, beringin, ketapang, nyamplung menjadi penghuni pulau yang nampak hijau.
Saya seolah menjadi pemilik sekaligus penikmat kapling surga di bumi
ini. Nampak pulau Saonek dan pesona bawah airnya yang memesona
(dok.pri).
Kamera bawah air saya terus saja bekejar-kejaran dengan ikan yang sedari tadi benar-benar meledek saya agar masuk lebih dalam. Akhirnya saya mencapai dasar dan benar-benar sedang berada dalam kebun binatang dalam air. Banyak yang tidak mengetahui terumbu karang adalah hewan, sebab warna dan bentuk mereka mirip tumbuhan. Tumbuhan di laut hanya rumput laut/alga dan lamun, sisanya adalah binatang.
Hamparan acropora yang memenuhi jengkal-jengkal dasar laut (dok.pri).
Hari ini saya tak mau menghabsikan taman firdaus di bumi ini, sebab di sana masih banyak. (dok.pri).
Pesona laut raja ampat memang sudah kondang di segala penjuru dunia. Di
sebuah pulau kecil yang jarang dilirik orang saya merasa berada dalam
sebuah taman lengkap dengan penghuninya. Impian saya tentang Wayag atau
Pianemo sepertinya sirna sudah saat sata benar-benar kerasan menikmati
surga bawah air di sini. Dari pulau mungil ini saya kembali teringat
lagu tanah Papua yang mengalun indah. Hanya rasa syukur bisa di
ungkapkan dari setitik surga yang tercecer tersebut. Syo.. Ya
Tuhan..Trima..kasih
[Dhave]