Beritabali.com,¬ Ubud.
Pemimpin NAZI Jerman, Adolf Hitler dan Presiden RI Soekarno, ternyata pernah bekerja sama dalam hal persenjataan. Dimana di tahun 1940an, Adolf Hitler, pernah mengirim senjata untuk Soekarno. Senjata- senjata tersebut dikirim lewat kapal selam. Kisah ini disampaikan sahabat dekat Soekarno, Horst Henry Geerken, saat dijumpai di Ubud Selasa (5/3/2013).
Menurut pria yang akrab dipanggil Henry ini, senjata-senjata¬ tersebut dikirim Adolf Hitler untuk Sukarno pada kurun waktu 1942 hingga 1945.
"Hitler pernah membantu kirim senjata dan alat-alat militer buatan Jerman untuk Soekarno. Senjata dikirim dengan menggunakan kapal selam. Senjata ini untuk membantu para pejuang PETA di Indonesia," jelas Henry kepada beritabali.com .
Kisah pengiriman senjata dari Hitler untuk Presiden Indonesia pertama Soekarno ini, kata Henry, diketahui tahun 1963. Kisah ini disampaikan langsung oleh Bung Karno, yang waktu itu menjadi sahabat dekatnya.
"Soekarno bilang hal ini ke saya tahun 1963 hingga 1964, saat kita bertemu di Bali. Saat itu Bung Karno banyak bicara tentang politik,"ujarny¬a.
Pengiriman senjata oleh Hitler untuk Bung Karno ini dilakukan dalam kurun waktu 1942-1945 dengan menggunakan kapal selam. Senjata-senjata¬ ini ada yang dikirim ke Surabaya, Jakarta, dan Sabang di Pulau Weh.
"Senjata-senjat¬a ini dikirim langsung ke Indonesia dari Jerman lewat laut Atlantik, lewat Afrika, dengan menggunakan total 57 buah kapal selam,"papar pria kelahiran Jerman tahun 1933 ini,"ujarnya.
Komunikasi antara Sukarno dan Hitler, kata Henry, tidak dilakukan secara langsung, tapi lewat perantara seorang warga Jerman yang tinggal di Indonesia.
"Jadi Soekarno minta tolong bantuan senjata kepada pemimpin NAZI Adolf Hitler lewat orang Jerman ini. Orang Jerman ini kini punya pabrik cokelat di Indonesia,"kata¬ Henry.
Kisah Adolf Hitler dan Sukarno ini, kata Henry, akan dipaparkan lebih jelas dalam buku baru yang sedang disusunnya. Buku ini diharapkan akan selesai dan diluncurkan di Bali tahun ini.
Horst Henry Geerken lahir di Jerman tahun 1933. Ia kemudian kuliah tehnik di Jerman dan Amerika. Ia tiba pertama kali di Jakarta pada 1963 dan bekerja pada perusahaan telekomunikasi Jerman Telefunken.
Karena memiliki hubungan persahabatan erat dengan Bung Karno, ia kemudian menulis buku "A Magic Gecko Peran CIA di Balik Jatuhnya Soekarno".
Sumber: Beritabali.com