Di awal film terlihat proses pembuatan perahu lalu mendirikan tiang layar. Mereka mengerjakannya dengan semangat. Sebelum berlayar mereka melakukan ritual khusus pemujaan kepada roh para leluhur, sambil mempersiapkan perbekalan. Setelah itu, hari berikutnya mereka memotong ayam lalu darahnya dioles pada perahu sebagai bentuk sesajen kepada arwah para leluhur agar diberikan keselamatan, dan agar perahu yang baru dibuat tahan dari terjangan badai. Jika semua proses persiapan selesai mereka mulai mendorong perahu ke laut untuk selanjutnya di coba terlebih dahulu. Setelah perahunya dianggap sudah siap, maka mereka lalu memasukan perbekalan, dan hewan-hwan seperti babi dan kambing untuk dijadikan umpan bagi ikan paus. Perburuan paus pun di mulai, mereka secara serentak mendayung perahu ke tengah lautan lalu melemparkan umpan ke laut, seketika perburuan pun mendapatkan ikan paus.
Tarian dari kampung Wolopaku. Tarian ini disebut juga gawi dengan formasi yang agak berbeda dari formasi yang sering terlihat. Ibu Wihelmina sebagai pelaku sodha dan penggiat budaya dikampung itu. Beliau juga mendirikan sanggar utk melestarikan budayanya..
