"PERSPEKTIF ‘ATA POLO’ DALAM MASYARAKAT LIO"...
Bagi orang Lio, kalimat ini pastinya sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi. Oleh karena itu, marilah kita mencoba memahami lebih jauh definisi dari kata "ATA POLO" yang sebenarnya.
Asal muasal ATA POLO itu adalah dari bahasa Lio artinya SUANGGI atau hantu jadi-jadian, mahkluk yang dapat berubah wujud. ATA POLO sebenarnya sudah muncul berabad-abad tahun lalu bahkan sejak manusia pertama diciptakan. Dalam kitab Mazmur tertulis, "SESUNGGUHNYA DALAM KESALAHAN AKU DIPERANAK, DALAM DOSA AKU DIKANDUNG IBUKU". Kalimat ini sesungguhnya mempunyai makna bahwa setiap manusia sejak dilahirkan telah dibekali dosa asal dan manusia tidak pernah puas dengan sesuatu yang telah ada yaitu hasil ciptaan Tuhan lainnya.
Dari kalimat ini dapat disimpulkan disinilah jejak ata polo mulai memainkan peran antagonis dalam kehidupan masyarakat Lio. Fenomena didalam dinamika kehidupan manusia telah menjadi proses reinkarnasi yang utuh untuk mencapai tingkat penghormatan yang sangat tinggi terhadap hal-hal bersifat mistis sehingga manusia itu mampu menjelma menjadi purwa rupah. Pada beberapah abad yang lalu ke-gaib-an selalu meliputi umat manusia sehingga manusia meyakini adanya penyelamatan dari sesuatu yang gaib. Adalah suatu hal yang tidak dapat ditampik mengenai adanya pendapat bahwa pada masa itu, banyak muncul figur-figur para pencari Tuhan. Itu disebabkan karena masyarakat belum mengenal agama yang disebarkan oleh bangsa Portugis. Kepercayaan Animisme dan dinamisme telah dianut manusia sedemikian kuatnya untuk mencari penyelamatan sehingga dengan mudahnya manusia menyembah pohon, batu, arca dan lain sebagainya. Pada episode inilah kita mulai mengenal ata polo yang sebenarnya.
Ata polo dibagi atas beberapa golongan;
1. Ata polo yang muncul dari silsila keturunan atau polo ana tana,
Pada golongan ini biasanya dikenal dengan polo tana watu artinya
Ata polo yang sudah benar-benar menyatu dengan alam dan tidak dapat dipisahkan lagi. Yang termasuk dalam golongan ini lebih cenderung mengarah kepada kepala suku sebagai penguasa tertinggi dalam batas-batas wilayah kedaulatan yang dikuasainya untuk mempertahankan eksistensinya. Untuk memainkan perannya ata polo jenis ini tidak pernah terlibat langsung menyerang orang-orang yang dianggap melanggar hukum adat, seremoni adat atau bahkan pembangkan dan pengkhianat sekalipun. Akan tetapi dia cukup meminta kepada arwa-arwa nenek moyang yang dalam bahasa lio dikenal dengan sebutan “Nitu Pa’i ata mata” dari alam gaib yang sudah menyatuh dengannya untuk melaksanakan tugasnya demi mempertahankan hegemoninya. Meskipun demikian, untuk tercapai maksudnya itu ata polo jenis ini harus melakukan ritual khusus yaitu; Memberihkan sesajen pada wisu-lulu atau musu-mase (semacam altar ) dan setelah itu mengucapkan bahasa adat yang mengandung makna mendalam atau yang disebut dengan "SUA SASA".
2. Ata polo KESU,
Untuk ata polo jenis ini, pada hakekatnya bermula dari orang yang berkekurangan, tidak punya apa-apa baik harta benda bahkan orang yang kurang diperhatikan atau sering dilecehkan dalam masyarakat dan lain sebagainya. Meski demikian, orang tersebut sangat berambisius untuk memperoleh kelimpahan harta dalam waktu yang relatif singkat supaya mendapat tempat tersendiri untuk dihormati dan disegani didalam masyarakat sehingga cenderung melakukan penyembahan-penyembahan secara rahasia terhadap benda-benda yang dianggap keramat diluar dari tata cara adat istiadat LIO. Ini artinya benda-benda tersebut semestinya tidak termasuk dalam unsur-unsur pemujaan bagi masyarakat LIO. Proses Reinkarnasi untuk mengubah seseorang menjadi ata polo berawal dari permintaan pada proses penyembahan yang sudah dijelaskan tadi. Setelah beberapah kali melakukan ritual pemujaan dan menyebahan, orang tersebut mendapatkan ilham melalui berbagai cara yang tidak diketahui orang lain bahkan dirinya sendiri misalnya;
Pada saat orang tersebut mencari buah kenari di dalam hutan.
Buah kenari yang jatuh terlampau berlebihan sehingga orang tersebut kewalahan untuk menampung buah kenari itu dan jatuh pingsan untuk sesaat tidak sadarkan diri. Pada saat itulah proses reinkarnasi sedang berlangsung yang mengubah seseorang menjadi Ata polo. Proses tersebut dinamakan KESU, yang menjadikan asal muasal seseorang disebut Ata Polo Kesu. Untuk membedahkan ciri-ciri ata polo jenis ini cukup dilihat dari perilakunya yang aneh dalam bermasyarakat, contohnya; Sorot matanya cukup tajam, matanya memerah jika menatap orang lain, mengungkapkan kemarahan kepada orang lain dengan selalu melontarkan kata-kata yang bermakna kiasan, bayangan raganya Sering dijumpai berkeliaran pada tengah malam disaat masyarakat lain sedang tidur terlelap dan dapat berubah wujud (menjelmah) menjadi apa saja. Ata polo kesu, mempunyai kesaktian yang luar biasa dari jenis ata polo lainnya bahkan pada tingkat tertentu ata polo kesu ini diyakini bisa terbang pada malam hari. Biasanya, ata polo jenis ini tidak sembarangan menyerang (menyantet) setiap orang yang dijumpainya kecuali ia merasa dilecehkan atau tidak dihargai oleh orang yang akan menjadi korbanya. Namun diketahui ata polo jenis ini tidak gampang tersinggung kepada orang lain.
Meski mempunyai kesaktian yang luar biasa, untuk menyerang (menyantet) orang lain ata polo jenis ini harus mendapatkan restu dari kepala suku selaku pemangku adat dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam masyarakat supaya bisa menyantet calon korbannya.
3. Ata polo JOU.
Masyarakat Lio pada umumnya beranggapan bahwa ata polo jenis ini adalah yang paling unik dari jenis lainnya. Untuk membuktikan anggapan ini, saya telah mencoba menelusuri sepak terjangnya melalui berbagai narasumber yang terpercaya. Keunikan ata polo jenis ini sebenarnya terletak pada aksi-aksi fenomenalnya yang selalu menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat setempat misalnya; Secara terselubung sering mengukuhkan diri sebagai yang terkuat, tertinggi, terbaik, terhebat bahkan kerap menunjukan arogansinya sehingga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Pada dasarnya, ata polo jenis ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari polo ana tana dan polo kesu. Pasalnya, Kehadiran ata polo jenis ini justru telah mewakili persamaan dan perbedaan antara polo ana tana dan polo kesu seperti yang sudah saya jelaskan diatas, sehingga melebur menjadi satu didalam diri ata Polo jou. Dengan kata lain Polo Jou adalah penyatuan antara kedua jenis ata polo ana tana dan polo kesu. Ihkwal munculnya ata polo jenis ini berawal dari proses pencarian kesaktian melalui ata polo ana tana dan ata polo kesu. Artinya jika seseorang ingin menjadikan diri sebagai ata polo, dia harus melalui beberapa tahap misalnya;
1. Menemui ata polo ana tana atau ata polo kesu untuk dijadikan sebagai murid kesayangan dari kedua jenis ata polo tersebut.
2. .Harus memenuhi beberapa persyaratan yang diajukan.
3. Wajib menyatakan sumpah untuk tidak melanggar etika didalam komunitasnya sendiri dan harus menyerahkan diri seutuhnya serta mempunyai keyakinan yang sangat kuat supaya tujuannya bisa tercapai.
4. Harus menjaga kerahasiaan meskipun ada sesuatu hal terburuk yang akan terjadi dikemudian hari.
5. Berani menanggungg resiko dari segala macam perbuatan terhadap masyarakat.
Setelah semua persyaratan yang disebutkan diatas bisa terpenuhi, selanjutnya orang tersebut memasuki proses pengisian ilmu gaib yaitu; dapat melalui air yang disuguhkan, dimandikan ataupun dengan cara memakan beberapa butir beras merah yang dalam bahasa lio disebut dengan Pu’u pare laka. Sudah tentu hal ini dilakukan dengan sangat rahasia agar tidak diketahui orang lain. Dari poin-poin yang disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya memang bukan hal yang mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Namun pada kenyataan banyak sekali orang-orang yang` menjadi penganut aliran ini. Pada dasarnya aliran ata polo jenis ini dimaksudkan untuk suatu tujuan yang baik yaitu untuk membentengi diri dari serangan hal-hal yang bersifat mistik (gaib). Akan tetapi seiring berjalannya waktu ata polo jenis ini kerap kali sulit mengontrol kekuatan gaib yang ada dalam dirinya, dan kerap melanggar beberapah prasyarat yang sudah ditentukan diatas sehingga dapat menunjukan ciri-ciri dan keunikan – keunikan seperti;
1. Menyantet setiap orang tidak disukainya dan bisa mengakibatkan hilangnya nyawa orang tersebut .
2. Suka membangkang.
3. Iri hati kepada orang lain yang lebih mampu dari sisi ekonomi.
4. Menghasut orang lain.
5. Menyatahkan diri yang terbaik, terhebat, paling sakti dari orang lain dan lain sebagainya.
6. Sama seperti ata polo kesu, ciri-ciri ata polo jenis ini juga dapat dilihat dari perilaku yang cukup aneh, sorot matanya juga cukup tajam, matanya memerah jika menatap orang lain, mengungkapkan kemarahan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa-bahasa khiasan namun perbedaannya dengan ata polo kesu adalah ata polo jou lebih gampang tersinggung dan mudah marah.
Oleh karena itu ata polo jenis ini dapat dikategorikan ata polo yang cukup fenomenal dari ata polo jenis lainnya. Menurut kepercayaan masyarakat setempat (LIO), bahwa pada tingkat tertentu ata polo jenis ini diketahui setelah menyantet korbannnya mereka kerap memakan korbannya yang sudah meninggal setelah empat hari penguburan melalui ritual khusus yang dilakukan pada malam hari oleh komunitas ata polo itu sendiri sebagai bagian untuk melengkapi kesaktiannya. Uniknya, ritual tersebut hanya dilakukan dengan cara – cara yang sangat sulit dijangkau oleh logika berpikir manusia, pasalnya dalam ritual tersebut para ata polo ini tidak perluh memperlihatkan raganya secara langsung melainkan hanya semacam roh saja atau dalam bentuk purwa rupah atau proses reinkarnasi (mahkluk jelmaan) lainnya supaya bisa mengecoh indra penglihatan manusia normal. Ini adalah suatu strategi pembuktian yang sulit diungkap jika mereka dituntut secara hukum oleh pihak keluarga korban. Meski demikian, sama seperti ata polo kesu, ata polo jou juga harus meminta restu dari kepala suku untuk menyantet calon korbannya. Karena itulah kehadiran ata polo dalam masyarakat Lio adalah momok yang menakutkan sepanjang jaman dan tidak akan musnah sampai kepada abad yang selanjutnya.
Dari semua uraian diatas saya mencoba memahami sisi baik ata polo dari sudut pandang yang berbeda. Ternyata kehadiran komunitas ata polo adalah semacam barisan serdadu bayangan untuk mendukung pemangku adat tertinggi dalam wilayah kekuasaannya. Ini adalah konspirasi terselubung yang tidak akan bisa dibuktikan oleh siapapun dan pihak manapun. Untungnya kehadiran sosok mistis ata polo ini, dapat membuat masyarakat setempat (LIO) tunduk dan taat terhadap norma-norma adat yang telah disakralkan oleh para leluhur, agar nilai-nilai kebudayaan masayarakat Lio tetap dilestarikan sejak kelampauan, kekinian dan akan datang. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya nyatakan; Mohon maaf jika tulisan ini menyinggung perasaan para pembaca. Semua ini karena termotivasi dan terinspirasi oleh Uniknya nilai budaya masyarakat Lio untuk kita ketahui bersama.
Terima kasih…………
Penulis : Florensius Sumarlin Bato.
Mahasiswa Universitas Bung Karno
Fakultas Hukum
Pemerhati Budaya Ende Lio
WANES-LISE