Jakarta - Istana menolak penilaian berbagai kalangan bahwa pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin memperkeruh suasana.
"Sama sekali tidak, justru presiden mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu melawan musuh bersama ini dan presiden meminta agar aparat keamanan mengungkap kasus ini, " kata Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng melalui sambungan telepon, Sabtu (18/05).
Menurutnya, pemerintah akan transparan mengungkap kasus ini. Data-data dari tempat kejadian perkara, data intelijen, semua akan diungkapkan tanpa terburu-buru mengatakan apakah ada kaitanya dengan pemilu atau tidak. "Kalau ada buktinya dihukum dia, apapun motivasinya termasuk bila ada kaitan dengan politik. Kalau tidak ada kaitannya ya sudah," katanya.
Namun, Andi menilai jangan sejak pagi-pagi mengatakan ini jangan disentuh dan jangan dikaitkan. Menurutnya, semua kemungkinan harus didalami.
Presiden, kata Andi, juga sudah mengatakan jangan cepat menuduh karena negara kita ini adalah negara hukum. "Tapi jangan pula kita mengatakan ini tidak ada kaitannya, baik ada kaitan maupun tidak kan harus diinvestigasi," katanya.
Andi menyatakan pernyataan presiden kemarin adalah mengungkapkan data-data intelijen yang menurutnya A1 bahwa ada kelompok-kelompok tertentu yang nampaknya ingin menggagalkan proses pemilu. "Apakah ini berkaitan dengan kejadian terorisme ini, itu harus diinvestigasi lebih lanjut," katanya.
Menurutnya, publik memang harus mengetahuinya secara gamblang agar lebih waspada. "Bahkan bila itu juga termasuk yang menyangkut keselamatan presiden diberitahu semuanya sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan yang lebih waspada," katanya. Aparat keamanan harus menyelidiki siapapun dan segala kemungkinan yang ada tanpa harus menuduh siapapun.
Terkait pernyataan, Prabowo Subianto yang ingin menghadap presiden, Andi mengaku belum mengetahuinya. "Saya belum mendengar hal itu," katanya. Kalau Prabowo datang? "Saya belum mendengar sehingga saya belum bisa menyampaikan lebih jauh," katanya.
"Sama sekali tidak, justru presiden mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu melawan musuh bersama ini dan presiden meminta agar aparat keamanan mengungkap kasus ini, " kata Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng melalui sambungan telepon, Sabtu (18/05).
Menurutnya, pemerintah akan transparan mengungkap kasus ini. Data-data dari tempat kejadian perkara, data intelijen, semua akan diungkapkan tanpa terburu-buru mengatakan apakah ada kaitanya dengan pemilu atau tidak. "Kalau ada buktinya dihukum dia, apapun motivasinya termasuk bila ada kaitan dengan politik. Kalau tidak ada kaitannya ya sudah," katanya.
Namun, Andi menilai jangan sejak pagi-pagi mengatakan ini jangan disentuh dan jangan dikaitkan. Menurutnya, semua kemungkinan harus didalami.
Presiden, kata Andi, juga sudah mengatakan jangan cepat menuduh karena negara kita ini adalah negara hukum. "Tapi jangan pula kita mengatakan ini tidak ada kaitannya, baik ada kaitan maupun tidak kan harus diinvestigasi," katanya.
Andi menyatakan pernyataan presiden kemarin adalah mengungkapkan data-data intelijen yang menurutnya A1 bahwa ada kelompok-kelompok tertentu yang nampaknya ingin menggagalkan proses pemilu. "Apakah ini berkaitan dengan kejadian terorisme ini, itu harus diinvestigasi lebih lanjut," katanya.
Menurutnya, publik memang harus mengetahuinya secara gamblang agar lebih waspada. "Bahkan bila itu juga termasuk yang menyangkut keselamatan presiden diberitahu semuanya sehingga bisa mengambil tindakan-tindakan yang lebih waspada," katanya. Aparat keamanan harus menyelidiki siapapun dan segala kemungkinan yang ada tanpa harus menuduh siapapun.
Terkait pernyataan, Prabowo Subianto yang ingin menghadap presiden, Andi mengaku belum mengetahuinya. "Saya belum mendengar hal itu," katanya. Kalau Prabowo datang? "Saya belum mendengar sehingga saya belum bisa menyampaikan lebih jauh," katanya.