::..Cakrawala terbentang di pelupuk mata,
menghampar pernak pernik gemintang,
dengan satu rembulan yang tak pernah mati,
menggoreskan lembaran cupumanik astagina
yang menjelma permata permata mendung,
mengalir dari gegunung pusaran retina....
::..Laksana wulan merindu dalam dekapan kelam,
menyisakan bara bara yang terpendar,
ingin merontah dari kungkungan adab dan mazab
menari nari di atas kedigdayaan larung mayapada,
meski jarum jam tak lagi sanggup berdetak,
seperti kompas yang merisaukan mata angin....
::..Segulung puisi,
membungkus sunyi di rerumputan
ku lukis misteri di lembaran pelepah malam
gambar siluet carutnya suratan nasib
terpasung erat oleh norma norma adat
begitu kokoh, namun rapuh di persimpangan
::..Semesta sungguh bijaksana,
membuat diri mengembara,
menyentuh pucuk pucuk rasa,
menembus ujung kesadaran,
begitu indah damai dan tentram,
ke hati dan jiwa paling dalam.....
Jakarta, 02/12/2012
By; Marlin Bato Wanes