Logo

Logo
Latest News
Sunday, August 24, 2014

Pilpres: Beda Prabowo & Megawati

MB.com, OPINI - Walau keputusan MK adalah final,tetapi pertarungan antara kubu Prabowo dengan kubu Jokowi sepertinya akan terus berlanjut.

Kondisi ini sebenarnya tidak akan menjadi masalah bagi rakyat negeri ini,karena itu bagian dari demokrasi ; Namun demikian sikap dan ucapan-ucapan provokatif yang cenderung mengarah ke fitnah dan membangun kebencian kepada masyarakat luas yang tidak mengerti pertarungan politik kekuasaan membuat rakyat negeri ini menjadi terbelah. Kalau di era kekuasaan Soeharto,mantan mertua Prabowo Subianto alias jaman ORBA,orang-orang yang melakukan tindakan seperti ini bisa ditangkap dan dipenjarakan dengan tuduhan subversif atau membuat distabilitas keamanan yang menggangu stabilitas ekonomi.

Tetapi untunglah kita semua sekarang hidup di era Reformasi,walau sangat disayangkan justru yang membuat demokrasi seolah kebablasan adalah sikap dan tindakan kubu Prabowo Subianto sendiri dalam menyikapi demokrasi di era reformasi. Oleh karena itu,tak salah bila pegiat demokrasi terus menerus melakukan perlawanan dengan mengerahkan relawan-relawan untuk mengkerdilkan nafsu permusuhan yang selama sebulan lebih ditunjukkan oleh kubu Prabowo Subianto.

Itulah yang akhirnya orang menyadari perbedaan mendasar antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri ; Keduanya sama-sama kalah di Pilpres dan menggugat ke MK,namun sikap kubu Megawati Soekarnoputri yang kalah dari kubu SBY waktu itu berbeda jauh dengan sikap dan tindakan yang ditunjukkan oleh kubu Prabowo Subianto. Kubu Megawati Soekarnoputri lebih elegan dengan membawa masalah kekalahan di Pilpres 2009 di MK tanpa pengerahan massa dan juga tidak ada bombardir kata-kata yang menyudutkan pihak pemenang atau penyelenggara Pemilu ; Justru rakyat sendiri yang akhirnya “mengadili” SBY dan kawan-kawan selama periode 2009-2014 dengan tidak memberikan dukungan apapun,sehingga situasi negeri ini sampai dikatakan negeri auto pilot,dan diakhiri dengan kekalahan Partai Demokrat serta parpol pendukung pemerintahan SBY di 2009-2014.

Sikap oposisi yang ditunjukkan oleh PDIP dan Megawati Soekarnoputri dalam ber-relasi dengan SBY dan pemerintahannya juga tidak dengan orasi-orasi yang mengandung ajakan untuk membenci dan menjegal SBY . Tidak ada kata-kata kasar yang meluncur dari mulut Megawati terhadap SBY ; Berbeda jauh dengan orasi-orasi yang disampaikan oleh Prabowo Subianto dan para pendukungnya yang provokatif dan cenderung ajakannya mengundang rasa tidak simpatik lagi. Lihat saja komentar-komentar yang dimuat di media sosial dan media online atas sepak terjang Prabowo Subianto dan pendukungnya,hampir semuanya negatif sekali…!

Megawati Soekarnoputri juga tidak sampai mengerahkan ribuan orang untuk membuat aksi seperti pada tanggal 21 Agustus 2014 yang dilakukan oleh kubu Prabowo Subianto pada saat pembacaan keputusan Hakim MK atas sengketa Pilpres. Akhirnya apa yang di dapat oleh kubu Prabowo Subianto? Tidak ada…! Bahkan masyarakat akhirnya melecehkan Prabowo Subianto karena dianggap sebagai pengecut dengan mengorbankan pendemo yang diterjang dengan meriam air dan gas air mata dari aparat keamanan. Para pendemo lari tunggang langgang setelah aparat keamanan “menantang” dengan semprotan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan mereka. Apa yang dilakukan oleh aparat keamanan adalah sebuah bukti bahwa para pendemo tidak akan mengorbankan nyawanya demi mendukung Prabowo Subianto. Tak satu pun mempunyai loyalitas dengan pengorbanan nyawa demi ambisi dan tuntutan yang tidak masuk akal.

Gaya politik Megawati lebih elegan dan tidak menjadikan dirinya simbol bagi oposisi melawan SBY. Walau Partai Gerindra dan Hanura waktu itu juga bertindak sebagai oposan di DPR-RI,namun sama sekali Megawati Soekarnoputri tidak serta merta mengajak dan menjadikan dirinya IKON dan tampil seolah menjadi pemimpin oposisi ; Hal ini berbeda jauh dengan apa yang ditampilkan oleh Prabowo Subianto dalam memimpin koalisi Merah Putih,seolah dirinya menjadi “pemimpin” koalisi tersebut,sehingga mengkerdilkan Partai Golkar sebagai pemenang kedua Pemilu Legislatif dan juga partai politik lainnya seperti partai gurem saja. Elite politik Partai Golkar dan PPP menjadi gerah atas sikap elite yang lain di partainya yang seperti “menjual harga dirinya” ke Prabowo Subianto. Partai Demokrat lebih berwibawa karena SBY jauh lebih hebat tentunya dibandingkan seorang Prabowo Subianto. Sedangkan PKS menjadi partai politik yang seringkali di-bully karena dianggap sebagai partai berbasis Islam tetapi terkena kasus suap / korupsi daging sapi ; PPP pun kemungkinan akan kandas bila tidak segera melakukan reformasi kepemimpinan sehubungan Suryadarma Ali dijadikan tersangka korupsi oleh KPK.

Sebaiknya Prabowo Subianto mencontoh sikap kenegarawanan Megawati Soekarnoputri,tidak perlu teriak-teriak bila dirinya adalah “emas”,sebab kalau memang betul “emas” maka tetap akan menjadi emas walau di dalam lumpur ; Beda kalau dirinya adalah “loyang” ….walau teriak-teriak dirinya “emas” tetap saja orang akhirnya tahu bahwa itu loyang…!

[ManiaTelo]
  • Facebook Comments
Item Reviewed: Pilpres: Beda Prabowo & Megawati Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi