Jakarta, 12/03/2012
"Konser Inkulturasi NTT Tolak Tambang (NT4)", akhirnya sukses dilaksanakan atas kerja sama panitia dan semua pihak yang terlibat dalam acara tersebut. Para seniman dan budayawan NTT berhasil menunjukan kepedulian besar terhadap bahaya pertambangan di bumi Flobamora. Semula beberapa kalangan menilai acara yang diprakarsai oleh Bung Ivan Nestorman dan Riza Damanik ini diperkirakan akan mendapat hambatan karena disinyalir adanya isu pro dan kontra soal tambang yang merebak belakangan ini. Namun berkat konsistensi panitia dan kerja sama semua pihak, akhirnya acara ini sukses diselenggarakan. (Minggu, 11/03/2012)
Momentum Temu Kangen,
Bertempat di aula sekolah Marsudirini Jl. Matraman Raya No. 129 Jakarta Timur, pagelaran ini dihadiri ratusan penonton termasuk didalamnya para tamu - tamu udangan. Konser NT4 tersebut rupanya juga dijadikan ajang temu kangen masyarakat NTT se-Jabodetabek. Suasana sangat riuh dan bersahabat menghiasi konser ini.
"Masyarakat NTT sangat haru sekaligus bangga bahwa ternyata Seniman dan Budayawan NTT mampu menggelar acara ini secara terbuka dan dijadikan semacam pesta rakyat NTT meskipun tema utamanya penolakan tambang. Ujar "Roy", salah seorang penonton yang berasal dari Kabupaten Sikka. Ini adalah pertama kalinya Seniman Dan Budayawan NTT melakukan konser secara terbuka dengan nuansa yang sangat inkulturatif. Selama ini banyak pagelaran seperti ini, namun kurang menyentuh. Mungkin nuansanya tidak sama seperti kali ini.
Pesan Moral Secara Santun,
"Menurutnya; Konser yang bertajuk "NT4" sangat elegan, sehingga kesan penolakan tambang disampaikan secara santun. Ada pesan moral yang sangat luar biasa melalui konser ini. Mudah-mudahan masyarakat dan pemeritah di NTT tergugah untuk menentukan arah kebijakan atas dampak baik buruknya tambang di NTT". Imbuhnya lagi!!
Sekitar 20 seniman dan budayawan asal NTT turut menunjukan talentanya mempersembahkan karya-karya terbaik diantaranya Ivan Nestorman (Manggarai), Vian Dago (Ende Lio), Boy Clemens (Kupang), Tobby Ndiwa (Nagekeo), Simon N Senda (Ende Lio), Charly Mali Tani - MD (Ende Lio), Robert Eppedando (Nagekeo), Valens Daki Soo (Nagekeo), Yafet Djami (Manggarai), Adolpus Reku (Ende Lio), Gabriel Mahal (Manggarai), Illo Djeer, Edel Jenarut dll.
Galang Amal
Dalam acara ini, disebarkan pula ribuan paket Video Compact Disk yang di jual khusus kepada tamu-tamu undangan seharga Rp. 100.000 lebih mahal dibanding harga pasaran. Namun untuk kalangan masyarakat biasa di daerah Flobamora di jual Rp. 15.000. Hal ini diungkapkan oleh Bung Ivan Nestorman; agar semua masyarakat dapat membelinya dengan harga yang relatif murah. Isi dari CD tersebut merupakan gambaran carut marut kerusakan lingkungan sampe kepada raibnya ritus-ritus budaya lokal akibat hadirnya tambang di bumi Flobamora. Sisa CD yang belum terjual akan disalurkan kesetiap daerah di NTT melalui sirkulasi penjualan yang telah ada. Hal ini sengaja dilakukan agar setiap masyarakat NTT hingga seluruh pelosok dapat memahami secara detail dasyatnya kehancuran kandungan bumi ketika industri pertambangan menguras bahan-bahan mineral yang terkandung didalamnya. Penjualan CD ini dilakukan sebagai penggalangan dana untuk tiga Umbu di Sumba yang saat ini berada dibalik jeruri malang, korban konspirasi Investor Tambang dengan pemerintah daerah setempat.
Toko Lintas NTT
Hadir dalam acara tersebut, sejumlah tokoh-tokoh masyarakat lintas NTT seperti; Bpk. Michael Tani Wangge, Bpk. Marsellinus Ado Wawo, Bpk. Yezaya Mandala, Bpk. Bertoldus Lalo dan sederet tokoh NTT lainnya. Mereka sangat antusias dan mengapresiasi atas pagelaran yang luar biasa tersebut.
Pernyataan Sikap
Melengkapi acara tersebut, Robert Eppedando didampingi para seniman dan budayawan mengemukakan beberapa poin pernyataan sikap yang intinya menolak secara tegas segala bentuk eksploitasi dan eksplorasi pertambangan di bumi Flobamora, diamini oleh Yulis Balu seorang budayawan Lio, juga menyatakan kritikan atas sejumlah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang sudah terlanjur dikeluarkan oleh pemerintah daerah NTT pada umumnya. Sejumlah tarian-tarian khas NTT turut menyempurnakan konser ini, seperti Tarian dari Sumba, Ngada dan Manggarai yang dikolaborasikan dengan alat musik khas NTT. "Konser NT4 ini sangat Inkulturarif. Nuansa NTT sangat kental disini. ungkap Roy!!