Logo

Logo
Latest News
Saturday, July 23, 2011

MITOLOGI ULAR NAGA SI PULAU ULAR DALAM PANDANGAN LIONISME

Oleh; Florensius Syukur Sumarlin Bato (Marlin Bato)
Sumber; Drs. Boedi, biolog lulusan Akadei Biologi Ciawi tahun 1959.
Museum Blikon Blewut Ledalero,
Naskah tulisan P. Paul Andt. SVD
Handoko Widagdo
Gambar tersebut hanya sebagai ilustrasi

Ular
Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlandia dan Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub. Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia.
Dalam Alkitab (Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma dalam bentuk ular, dan membujuk Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari Taman Eden.

Dalam kisah Mahabharata, Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu Hadits Rasulullah Muhammad SAW. pun ada anjuran untuk membunuh ‘ular hitam yang masuk/berada di dalam rumah’. Anggapan-anggapan ini, bagaimanapun, turut berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang merasa benci, atau takut, kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kasus gigitan ular –apalagi yang sampai menyebabkan kematian– sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian (oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk. Pada pihak yang lain, ular pun telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh manusia

Nusa Nipa
Dalam berbagai literature baik lisan maupun tulisan, disebutkan , Pulau Flores sebenarnya bernama Pulau Ular. Dalam bahasa Lio disebut Nusa Nipa. Nama Flores, itu sebenarnya pemberian oleh bangsa Portugis ketika pertama kali menginjakan kaki di pulau yang dihuni bermacam-macam suku ini untuk mencari rempa-rempa. Namun dari pulau yang sayup terdengar dari Metropolitan ini pun, keindonesiaan pun sempat dibina.
Makna sejarah Pulau Flores juga pernah dituangkan dalam bentuk lukisan berjudul “Nusa Nipa” pada sebuah tripleks. Lukisan itu masih terpampang sebagai bagian dari jenis koleksi di Museum Bikon Blewut di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lukisan karya Frater Goris Leki (1993) itu berwarna dasar biru muda. Bentuknya berupa gambar pulau yang dililit seekor ular mengusung sejumlah perhiasan emas, lalu diterangi cahaya matahari. Orang Manggarai menyebut pulau ini dengan ‘Nuca Nepa Lale’ (Pulau Ular yang Indah). Sementara orang Ngada dan Ende menyebut ‘Nusa Nipa’. Tapi, orang Larantuka (Kabupaten Flores Timur) menyebut dengan Nuha Ula Bungan (Pulau Ular yang Suci).

Mitologi Naga
Dalam berbagai pandangan, Naga hanyalah sebutan yang umum dalam berbagai mitologi, wujudnya sering digambarkan seperti ular bertanduk, atau kadal raksasa bersayap. Saking bingungnya hal ini, hingga sekarang penafsiran terhadap ular naga itu baru sebatas mitos, salah satunya mengenai panjang naga yang diprediksi “bukan kepalang”. Mitologi naga tumbuh dalam berbagai budaya di dunia, misalnya India, Indonesia dan Eropa. Dalam mitologi India, istilah naga berasal dari bahasa Sansakerta yang bermakna “ular”. Dalam naskah Mahabharata dikisahkan bahwa para naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki, Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra. Dalam mitologi China, terdapat makhluk bernama “Lio-ng” atau Lung yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah naga. Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan naga versi India. Sebagian ilmuwan berpendapat, naga Cina merupakan makhluk khayal yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal dalam kebudayaan Jepang dengan istilah Ryuu. Naga di dalam shio memiliki arti kebenaran. Arti lain adalah perlindungan dan keperkasaan.

Perspektif Lionisme,
Jika di tinjau dari karakteristiknya, ular sangat popular dan diplomatis, Ular memiliki seni sensual untuk memperdaya musuh dan memiliki kombinasi menarik antara rasa social dan introvert, intuisi dan kemampuan berspekulasi. Di Flores, ular selalu dikaitkan dengan berbagai kemistikan, dan kegaiban. Sehingga berbagai ritual pun kerap dikaitkan dengan ular misalnya; dalam bentuk divinasi, tarian, nyanyian dan lain sebagainya.

Adapun nama Pulau Nusa Nipa yang artinya Pulau Ular diberikan karena beberapa alasan. Yang pertama, di Pulau ini banyak dijumpai ular. Kedua, nenek moyang pulau ini mempunyai keyakinan, jika seseorang bertemu ular atau didatangi ular, maka ia akan memperoleh rezeki. Pertimbangan lainnya karena ular dianggap sebagai dewa atau titisan arwah leluhur oleh marga tertentu. Oleh karena itu, sampai sekarang masih dipegang kepercayaan jika ular memasuki rumah atau berhenti di ladang, maka oleh tuan rumah atau pemilik ladang tak akan diusir, dilukai, atau dibunuh. Sebaliknya, ular itu akan dibentangkan sarung serta dihidangkan makanan berupa telur dan beras mentah.

Pada ritual gawi di wilayah Lio, lingkaran penari berbentuk spiral menggambarkan dan menyerupai bentuk ular,. Penari di bagian ekor bergerak paling lincah, selincah ekor ular. Ini melambangkan kepercayaan setempat akan ular besar yang setia menjaga mata air kampung sebagai sumber kehidupan. Jangan heran, kalau orang Lio berperang, mata air adalah tempat yang paling dilindungi. laki - laki menganggap wanita sebagai sumber kehidupan dan mata air yang harus dilindungi layaknya seekor ular raksasa yang melindungi seluruh rangkaian daratan Flores. Ular adalah binatang yang berkaitan dengan bulan. Di Lio, Ular pada umumnya melambangkan kebahagiaan dan harta.

Seorang etnolog pionir, P. Paul Arndt. SVD dalam bukunya ‘Du’a Ngga’e Wujud Tertinggi Masyarakat Lio” mengemukakan pendapat bahwa di India, ular sangat di hormati, dan di Lio juga penghormatan itu sangat kuat. Tak jarang pula orang menceritakan tentang legenda atau penampakan ular yang diperkirakan mendatangkan keuntungan besar. Ketika itu terjadi, maka mereka harus mempersembahkan kepala kerbau. Dengan dasar inilah sehingga ular sering diabadikan melalui ukiran yang di pahat pada bagian dalam dan luar dari ‘heda’ (Rumah untuk roh-roh) atau rumah-rumah adat orang Lio. Beliau mengungkapkan tentang penghormatan yang khas terhadap ular seperti yang terdapat pada suku Lio dan penduduk India kuno.

Dari berbagai versi sejarah, pemberian nama Nusa Nipa juga dikarenakan pulau Flores sangat mirip dengan bentuk ular raksasa yang konon diyakini menghuni pulau Flores, seperti yang digambarkan pada lukisan karya Frater Goris Leki (1993). Jika bentuk pulau ini adalah seperti ular raksasa yang menjadi alasan pemberian nama, berarti leluhur orang-orang Flores jaman dahulu sangat hebat. Sebab mereka belum mempunyai teknologi pemotretan atau pemetaan untuk melihat pulau Flores secara menyeluruh, namun sudah mampu memastikan dan mengetahui bentuknya. Sedangkan pelaut Belanda dan Portugis saja masih keliru melakukan pemetaan bentuk Pulau Jawa pada saat mereka membuat peta nusantara pertama kali. Pada saat itu Pulau Jawa digambarkan bulat seperti semangka!

Terimakasih… Semoga bermanfaat !!
WANES-LISE
  • Facebook Comments
Item Reviewed: MITOLOGI ULAR NAGA SI PULAU ULAR DALAM PANDANGAN LIONISME Rating: 5 Reviewed By: Infiltrasi