Jakarta - Munculnya buku 'Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century' membuat geram pendukung SBY. Mantan anggota tim sukses SBY Andi Arief menilai data dalam buku tersebut tidak akurat dan cenderung fitnah.
"Secara metodologis GJA (George Aditjondro, penulis buku) mengambil beberapa data sekunder yang belum diverifikasi serta mengandung rumor dan fitnah," kata Andi, Sabtu (26/12/2009).
Andi mencontohkan, pada halaman 30 dan 31 dalam buku tersebut ada kesalahan terkait data Public Service Obligation (PSO) dan BUMN. Di dalamnya tertulis, PSO Pelni, LKBN Antara, PT Kereta Api, dan PT Pos yang disetujui DPR RI akhir 2008 adalah 1,7 triliun. Padahal menurut Andi, jumlahnya jauh lebih kecil dari itu.
"Ini contoh data yang keliru, 4 BUMN mendapat PSO jauh di bawah itu," tegasnya.
Pria yang kini menjabat sebagai staf khusus presiden ini juga membantah adanya aliran dana dari LKBN Antara sebesar Rp 40,6 miliar ke Bravo Media Centre, tim kampenye SBY. Menurut dia, PSO untuk LKBN Antara tidak sebesar itu.
"Data disertai tuduhan tidak berdasar lainnya adalah dana PSO PT Pos, PT KA, BUMN PTPN 7 dan PTPN 4 dan Pelindo yang disumbang ke tim SBY," jelasnya.
Dengan demikian, Andi menilai George telah memakai asumsi seperti zaman orde baru, di mana BUMN merupakah sapi perahan partai politik. Padahal saat ini, hal tersebut sudah jauh berubah. Sudah ada audit internal yang ketat di BUMN.
"Ini di luar kebiasaan GJA, yang biasanya akurat dan menjunjung tinggi prinsip investigatif," tegasnya.